Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak cukup pesat sepanjang bulan Februari ini. Beberapa kali menyentuh all time high (ATH) dan sekarang masih bertahan di atas 6.800.
Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana berpendapat, jika dilihat dari Price to Earning Ratio (PER) maka valuasi IHSG relatif murah. Malah, yang terjadi saat ini adalah pendapatan beberapa emiten yang telah merilis laporan keuangan naik sehingga otomatis meningkatkan earning.
"Dengan ekspektasi pendapatan naik signifikan tersebut maka valuasi IHSG saat ini, meskipun di angka 6.800-6.900 belum mahal," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (18/2).
Wawan melihat beberapa ada tiga sentimen yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG. Yakni, pemulihan ekonomi, kesehatan, dan suku bunga.
Dia menjelaskan, untuk sentimen kesehatan terkait dengan penerapan PPKM. Menurutnya, apabila kasus positif Covid-19 terus meningkat maka berpotensi level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan ditingkatkan. Hal tersebut akan menjadi tekanan pada IHSG.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Rekomendasi Saham BBCA, INCO, dan LPPF
Kemudian, suku bunga terkait rencana peningkatan suku bunga yang akan dilakukan the Fed. Hal tersebut berpotensi mendorong Indonesia meningkatkan suku bunga.
Hanya saja, dirinya memproyeksikan saat ini Bank Indonesia tidak akan terburu-buru karena harga komoditas sedang baik.
"Hanya saja, kalau the Fed menaikkan suku bunga di atas 50bps, Indonesia mungkin akan langsung naik juga yang mana berimbas tekanan IHSG untuk jangka pendek," jelasnya.
Kendati begitu, IHSG sepanjang tahun ini diperkirakan akan tetap mampu naik lantaran pada April merupakan bulan laporan keuangan dan juga musim dividen. Dengan demikian, secara keseluruhan Wawan menargetkan IHSG naik 10% ke 7.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News