Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Daftar emiten rumahsakit yang mejeng di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal bertambah. Dalam waktu dekat, dua perusahaan pengelola rumahsakit akan melepas saham di bursa, yakni Medikaloka Hermina dan Royal Prima.
Medialoka Hermina adalah pengelola jaringan rumahsakit Hermina. Perusahaan ini akan menawarkan 351,38 juta saham, setara dengan 11,8% total saham.
Kisaran harga saham perdananya Rp 3.700–Rp 5.000. Jadi, perseroan ini berpotensi meraup Rp 1,30 triliun–Rp 1,76 triliun.
Sekitar 25% dana IPO akan dialokasikan untuk anak usaha dan membuka rumahsakit baru. Di antaranya di Palembang dan Samarinda.
Perusahaan ini juga akan menggunakan sekitar 25% hasil IPO untuk melunasi utang MTN dan utang ke Bank DBS Indonesia. "Kami ada utang kepada DBS yang harus dibayar tahun ini," kata Aristo Setiawidjaja, Direktur Independen PT Medikaloka Hermina Tbk di Jakarta, Rabu (18/4).
Lalu sekitar 25% akan digunakan untuk belanja modal pembelian peralatan medis. Adapun hasil IPO selebihnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari.
Selain Hermina, Royal Prima juga akan menggelar IPO. Perusahaan ini adalah pengelola rumahsakit Royal Prima di Medan dan Jambi. Royal Prima akan melepas 2 miliar saham atau maksimal 47,71% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Sebagai pemanis, Royal Prima juga akan menerbitkan 600 juta waran seri I. Setiap pemegang 10 saham akan memperoleh tiga waran seri I.
Belum jelas harga saham perdana Royal Prima. Sebelumnya, perusahaan ini pernah menyatakan membidik lebih dari Rp 1 triliun.
Sekitar 40% dana IPO akan digunakan untuk akuisisi rumah sakit di Medan, Pekanbaru, Jambi, Tangerang, Bekasi, Cikarang, Jakarta dan daerah lain. "Strategi ini kami pilih agar bisa lebih cepat bertumbuh," kata Michael Mok Siu Pen, Direktur Royal Prima kepada KONTAN, Rabu (18/4).
Sisa dana IPO akan digunakan untuk pembelian peralatan medis dan infrastruktur teknologi komunikasi, pembelian lahan serta mengembangkan kapasitas rumahsakit yang sudah ada. Sedang dana pelaksanaan waran akan digunakan sebagai modal kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News