Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
Terlebih lagi, Laksono meyakini bahwa pasar saham yang sehat adalah pasar yang minim intervensi. "Sejauh ini, kondisi bursa lain bahkan turunnya lebih banyak dari Indonesia, mereka juga belum melakukan ini. Makanya, kami pilih solusi atau intervensi yang paling minim," ungkap dia.
BEI juga belum melihat tanda-tanda yang menjurus ke kondisi krisis.
Baca Juga: Pengumuman pasien positif virus corona membuat IHSG kembali longsor ke 5.361,246
Meskipun begitu, BEI tidak menutup kemungkinan untuk melakukan tindakan yang lebih drastis jika memang diperlukan. Oleh karena itu, Laksono menyatakan pihaknya akan terus memantau kondisi pasar dan senantiasa berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Inarno menambahkan, pihaknya juga telah memiliki beberapa prosedur operasional standard untuk menghadapi gejolak pasar, seperti trading halt, trading suspend, pengubahan autoreject simetris menjadi asimetris, dan force sell.
Akan tetapi, menurut dia, penerapan tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati. Maka dari itu, BEI akan terus memantau perkembangan dinamika pasar dan kondisi bursa-bursa negara lain.
Baca Juga: Transaksi short sell dihentikan, BEI: Untuk pengingat jangan menambah bensin ke api
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News