Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga mencapai puncak lima minggu pada Kamis (16/1), didorong oleh pelemahan sementara dolar AS dan optimisme investor bahwa China akan mengambil langkah lebih lanjut untuk mendukung ekonominya yang sedang lesu.
Melansir Reuters, harga tembaga tiga bulan di Bursa Logam London (LME) naik 0,8% menjadi US$9.240 per ton dalam perdagangan resmi, setelah sebelumnya sempat menyentuh US$9.271, level tertinggi sejak 11 Desember.
Baca Juga: Harga Aluminium Naik Rabu (15/1), Dipicu Ancaman Sanksi Eropa terhadap Logam Rusia
Media pemerintah China melaporkan bahwa bank sentral negara itu mungkin akan memangkas rasio cadangan wajib (RRR) perbankan sebelum Festival Musim Semi pada akhir bulan ini, yang turut mendorong pasar saham domestik.
"Investor mulai lebih optimis terhadap China. Namun, yang menjadi pertanyaan utama adalah apakah pemerintah China memiliki keberanian untuk mengambil langkah yang lebih besar atau lebih berani," ujar Nitesh Shah, analis komoditas di WisdomTree.
"Jika mereka hanya memangkas RRR atau sedikit menyesuaikan suku bunga, itu saja tidak cukup. China membutuhkan paket stimulus yang lebih lengkap," tambahnya.
Kontrak tembaga paling aktif di Bursa Berjangka Shanghai naik 1,1% menjadi 76.080 yuan (US$10.353,95) per ton.
Baca Juga: MIND ID Lanjutkan Program Eksplorasi Minerba di Tahun 2025
Pasar logam juga mendapat dorongan dari pelemahan dolar AS setelah data menunjukkan inflasi di Amerika Serikat lebih rendah dari yang diharapkan.
Hal ini meningkatkan harapan bahwa The Fed akan melanjutkan kebijakan penurunan suku bunga.
Dolar yang lebih lemah membuat harga komoditas dalam mata uang AS menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Kenaikan Logam Lain
Harga aluminium di LME naik 1,4% menjadi US$2.637 per ton, tertinggi sejak 5 Desember. Kenaikan ini didorong oleh rencana Komisi Eropa untuk melarang impor aluminium primer dari Rusia, menurut diplomat Uni Eropa.
Baca Juga: Harga Tembaga Bertahan di Level Tertinggi Satu Bulan Selasa (14/1)
"Pengiriman aluminium dari Rusia ke Eropa sudah menurun karena sanksi informal oleh produsen. Pembatasan lebih lanjut kemungkinan hanya akan berdampak terbatas pada pasar," demikian pernyataan ANZ Research dalam sebuah catatan.
Pada logam lainnya, seng di LME stabil di US$2.862 per ton, nikel naik 0,2% menjadi US$15.885, timbal menguat 1,2% ke US$1.958, dan timah naik 0,4% menjadi US$29.700 per ton.
Selanjutnya: Diproyeksikan Tumbuh, Amvesindo Beberkan Peluang dan Tantangan Modal Ventura di 2025
Menarik Dibaca: Hujan Sangat Lebat di Provinsi Ini, Cek Peringatan Dini Cuaca BMKG 17-19 Januari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News