Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) di pasar sekunder pada perdagangan Senin (28/11) cenderung menanjak.
Merujuk situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Senin (28/11), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price terangkat 0,08% dibandingkan hari sebelumnya ke level 108,72.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menuturkan, harga obligasi negara kemarin cenderung naik akibat tren penurunan imbal hasil surat utang global.
Akhir pekan lalu, imbal hasil obligasi Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) bertenor 10 tahun masing-masing ditutup menyusut ke level 0,22% dan 1,4%. Pelaku pasar berspekulasi bahwa Bank Sentral Eropa akan memperpanjang program quantitative easing (QE) seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi Uni Eropa.
Katalis positif yang menopang SUN kemarin juga berasal dari penguatan mata uang Garuda di awal perdagangan.
Kendati demikian, kenaikan harga SUN kemarin relatif terbatas. Sebab, investor asing masih mencatatkan penjualan bersih di pasar surat berharga negara (SBN).
Menurut Made, investor tengah mencermati beberapa agenda pekan ini. Yakni pertemuan Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) serta rilis data ekonomi terutama data sektor tenaga kerja Amerika pada Jumat (2/12) waktu setempat.
Sebab, sektor tenaga kerja menjadi salah satu pertimbangan utama bagi Bank Sentral Amerika untuk menentukan kebijakan moneternya pada pertemuan 13 Desember 2016 - 14 Desember 2016.
"Di tengah minimnya katalis dari dalam negeri, pergerakan harga SUN pada perdagangan kemarin lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News