Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra memproyeksikan, harga obligasi negara di pasar sekunder pada perdagangan Selasa (22/11) ini masih akan bergerak variatif dengan peluang kenaikan.
Katalis positif bersumber dari meredanya tekanan jual terhadap pasar surat utang global. "Ini tercermin dari penurunan tingkat imbal hasilnya," terangnya.
Pada perdagangan Senin (21/11), imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun mengecil dari semula 2,35% menjadi 2,3%. Serupa, imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) juga ditutup menurun dari posisi 1,45% ke level 1,42%.
" Sementara itu imbal hasil surat utang Jepang ditutup turun di level 0,024%. Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) ditutup pada pada level 0,271% setelah sempat mengalami kenaikan di level 0,291%," ungkapnya.
Dari regional, surat utang India masih bergerak dalam tren penurunan di level 6,31% dari posisi penutupan sebelumnya di level 6,42%. Ini menjadikan surat utang India sebagai surat utang regional yang mengalami penurunan kedua terbesar sejak awal tahun 2016 setelah surat utang Jepang.
Made memperkirakan, meredanya tekanan jual dari surat utang global akan mengangkat performa pasar SUN. Amunisi juga berasal dari peluang penguatan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Mata uang Negeri Paman Sam memang tengah melemah terhadap mata uang global.
Merujuk situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Senin (21/11), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price terkoreksi 0,24% dibandingkan akhir pekan lalu menjadi 110,38.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News