kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga SUN berpotensi menanjak Selasa ini


Selasa, 29 November 2016 / 11:18 WIB
Harga SUN berpotensi menanjak Selasa ini


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) di pasar sekunder pada perdagangan Selasa (29/11) berpeluang menguat.

Merujuk situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Senin (28/11), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price terangkat 0,08% dibandingkan hari sebelumnya ke level 108,72.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra memproyeksikan, pada perdagangan hari ini, harga obligasi negara masih akan bergerak variatif dengan potensi kenaikan. Katalis positif bersumber dari melemahnya dollar Amerika Serikat (AS). Mata uang Negeri Paman Sam telah menguat sekitar 4% sejak pemilihan Presiden AS pada 8 November 2016.

"Melemahnya mata uang dollar AS terhadap mata uang global akan menjadi katalis bagi pasar keuangan negara berkembang yang telah mengalami koreksi yang cukup besar," terangnya.

Tekanan terhadap nilai tukar rupiah juga mulai mereda karena didukung program amnesti pajak periode kedua yang akan berakhir pada Desember 2016.

Amunisi bagi harga SUN hari ini juga bersumber dari tren penurunan imbal hasil surat utang global. Pada perdagangan kemarin, imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun mengecil dari semula 2,35% menjadi 2,31%.

"Begitu pula dengan imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) yang masing - masing ditutup turun ke level 0,193% dan 1,391%," ujarnya.

Made menerangkan, mengecilnya imbal hasil Bund disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian politik di Italia. Walhasil, investor pun membeli aset yang lebih aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×