Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Analis memprediksi, hasil lelang obligasi negara akan menentukan arah pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder pada perdagangan Selasa (5/1).
Pada Senin (4/1) kemarin, rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price terangkat 0,03% dibandingkan hari sebelumnya ke level 104,78.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menduga, pergerakan harga SUN di pasar sekunder pada perdagangan Selasa (5/1) ini akan bergantung pada hasil lelang SUN perdana tahun 2016.
Pemerintah menggelar lelang SUN pada Selasa (5/1) dengan target indikatif Rp 12 triliun – Rp 18 triliun. Ada lima seri obligasi negara yang ditawarkan.
Apabila jumlah penawaran yang masuk pada lelang tersebut cukup besar disertai dengan imbal hasil kompetitif, lanjut Made, maka harga SUN berpeluang menggemuk.
“Hanya saja kenaikan harga akan dibatasi oleh faktor gejolak yang terjadi pada pasar saham global. Pada perdagangan kemarin, keseluruhan indeks saham dunia mengalami koreksi sebagai dampak atas koreksi tajam yang terjadi pada pasar saham China,” paparnya.
Maklum, kelamnya kinerja pasar saham Negeri Tirai Bambu sebagai respons atas buruknya data manufaktur negara tersebut per Desember 2015.
Secara teknikal, Made menyebutkan harga SUN masih berada pada area konsolidasi dengan sinyal bearish (turun). Sehingga harga SUN dalam jangka pendek berpeluang koreksi.
“Selain itu dari pergerakan kurva imbal hasil, mengindikasikan bahwa imbal hasil SUN bertenor 3 - 5 tahun memiliki selisih yang cukup rendah dengan imbal hasil SUN bertenor 10 tahun,” tukasnya.
Sehingga, Made menyarankan investor untuk menjual SUN bertenor panjang dan beralih ke SUN bertenor pendek yang memberikan imbal hasil relatif serupa dengan risiko yang lebih rendah. SUN bertenor pendek yang bisa menjadi pilihan yakni FR0031, FR0061, serta ORI012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News