Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Terjaganya inflasi dalam negeri sepanjang tahun 2015 memberikan sentimen positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN).
Pada Senin (4/1) kemarin, rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price terangkat 0,03% dibandingkan hari sebelumnya ke level 104,78.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menjelaskan, kenaikan harga SUN di pasar sekunder pada perdagangan Senin (4/1) dipicu oleh rilis data inflasi domestik akhir tahun lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, inflasi Indonesia per Desember 2015 tercatat 0,965 (mom) dan 3,35% (yoy). Pencapaian tersebut sesuai dengan target inflasi Bank Indonesia (BI) yang dipatok 4% (±1%).
“Laju inflasi yang terkendali memberikan sinyal positif bagi pelaku pasar surat utang, sehingga harga SUN sempat mengalami kenaikan setelah disampaikannya data tersebut,” paparnya.
Namun, pertumbuhan harga SUN cenderung terbatas. Sebab, ada beberapa faktor yang menekan harga SUN di pasar sekunder kemarin.
Kinerja pasar saham China yang sempat merosot 7% memberikan katalis negatif bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini sebagai respons atas buruknya data manufaktur China per Desember 2015. Maklum, Negeri Tirai Bambu merupakan salah satu mitra dagang utama Tanah Air.
Kemudian nilai tukar rupiah pada Rabu (4/1) yang menyusut 0,82% ketimbang hari sebelumnya menjadi Rp 13.943 per dollar Amerika Serikat (AS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News