kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga saham menurun hingga di bawah harga IPO, apa kata bos Bukalapak (BUKA)?


Kamis, 14 Oktober 2021 / 14:39 WIB
Harga saham menurun hingga di bawah harga IPO, apa kata bos Bukalapak (BUKA)?
ILUSTRASI. Harga saham Bukalapak.com (BUKA) menurun hingga di bawah harga IPO.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham perusahaan unicorn PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) kurang bertaji. Saat berita ini ditulis, saham BUKA memang melesat 7,91% ke level Rp 750 per saham, Kamis (14/10). Namun, level ini masih lebih rendah saat saham BUKA ditawarkan kepada publik atau harga IPO, yakni Rp 850 per saham.  

Presiden Bukalapak.com Teddy Oetomo mengatakan, pergerakan saham BUKA tidak terlepas dari strategi fund manager yang mengalokasikan portofolio investasi sesuai dengan industri yang sedang booming saat ini, yang berbarengan dengan naiknya komoditas.

Teddy menilai, di saat sejumlah harga komoditas naik, di saat itu pula terjadi rotasi portofolio, dari saham berbasis tekonologi ke saham berbasis komoditas yang lebih menggiurkan.

“Bukan hanya BUKA, tetapi yang lain juga terkena rotasi. Kebetulan harga komoditas memang sedang naik,” terang Teddy saat audiensi dengan media, Kamis (14/10). Namun, Teddy menilai, fenomena booming komoditas ini baik bagi Indonesia.

Baca Juga: Hingga akhir tahun, perusahaan IPO masih akan diminati investor

Kenaikan harga komoditas tentunya membantu menyeimbangkan ekonomi khususnya di luar Jawa. Nantinya, melonjaknya harga jual komditas terefleksi dari naiknya daya beli masyarakat secara keseluruhan.

Dia mencontohkan, perusahaan teknologi raksasa dunia juga sempat mengalami hal serupa seperti BUKA, yakni harga sahamnya cenderung melandai pasca melakukan initial public offering (IPO). Sebut saja Google dan Facebook.

Dari perspektif Teddy, penurunan saham emiten teknologi pasca IPO juga berkaitan dengan periode dimana investor masih mencoba mengerti dan mencerna bisnis yang dijalankan oleh emiten yang bersangkutan. Dalam hal ini, investor dinilai masih mencerna strategi dan model bisnis yang dipakai BUKA yang menyasar pengembangan segmen UMKM.

“Kami menggunakan salah satu kemampuan yang dimiliki Indonesia, yakni UMKM. Sehingga  perlu waktu bagi investor untuk mengerti model bisnis  BUKA,” kata dia.

Masih dalam fase downtrend

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, saham BUKA sudah downtrend sejak kegagalannya menembus level resistance Rp 900 pada 28 September 2021. William mengamini, sector rotation memang menjadi salah satu penyebab saham emiten teknologi ini menurun.

“Namun tidak tepat jika menyalahkan sector rotation saja, karena pelemahan efek sector rotation jarang yang separah ini,” kata William saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (14/10).

Karena masih dalam fase downtrend, William merekomendasikan wait and see saham BUKA saat ini. Estimasi pelemahan hingga Rp 685 dan investor bisa mulai cicil beli.

 

Selanjutnya: Ini kata Presiden Bukalapak (BUKA) terkait rencana pembagian dividen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×