kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.203   61,60   0,86%
  • KOMPAS100 1.107   11,66   1,06%
  • LQ45 878   12,21   1,41%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 449   6,54   1,48%
  • IDXHIDIV20 540   5,97   1,12%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 135   0,73   0,55%
  • IDXQ30 149   1,79   1,22%

Harga Saham Blue Chip Semakin Melemah, Ini Alternatif Saham Murah Pilihan Analis


Jumat, 14 Juni 2024 / 08:32 WIB
Harga Saham Blue Chip Semakin Melemah, Ini Alternatif Saham Murah Pilihan Analis
ILUSTRASI. Harga Saham Blue Chip Semakin Melemah, Ini Alternatif Saham Murah Pilihan Analis


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) melanjutkan pelemahan hingga perdagangan Kamis 13 Juni 2024. Saat saham blue chip terus melemah, analis melihat saham-saham lapis dua dan tiga layak dikoleksi.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di area 6.831,56 usai ditutup melemah 0,27% pada perdagangan Kamis (13/6). Pelemahan IHSG lantaran banyak saham blue chip yang melemah.

Pelemahan harga saham blue chip terlihat dari performa indeks saham blue chip seperti LQ45 dan IDX30 yang masih tertekan. 

Indeks LQ45 dan IDX30 masing-masing merosot 0,49% dan 0,43%. Sedangkan indeks saham papan utama menyusut 0,26%.

Sementara itu, IDX SMC Composite dan IDX SMC Liquid mampu mendaki, yang masing-masing naik 0,20% dan 0,37%. Pada waktu yang sama, indeks saham papan akselerasi menguat 3,05%.

Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus mengamati dalam goncangan pasar saat ini saham blue chip maupun saham lapis kedua dan ketiga tetap rawan tekanan. Hanya saja, pergerakan saham lapis kedua dan ketiga cenderung lebih stabil ketimbang saham blue chip.

Alasannya, saham blue chip lebih rentan terpapar tekanan dari posisi capital outflow investor asing. "Karena partisipasi investor asing di saham lapis kedua dan ketiga tidak besar dibandingkan dengan saham blue chip," ungkap Daniel kepada Kontan.co.id, Kamis (13/6).

Baca Juga: Walaupun Bukan Blue Chip, Saham Properti Ini Diprediksi Punya Prospek Cerah Di 2024

Adapun, selain identik dengan konstituen dari indeks SMC Liquid dan SMC Composite, saham lapis kedua dan ketiga sering dikategorikan dari sisi kapitalisasi pasar (market cap). Saham lapis kedua atau middle cap umumnya memiliki market cap antara Rp 500 miliar - Rp 10 triliun. Sementara saham lapis ketiga (small cap) di bawah Rp 500 miliar.

Analis Stocknow.id Muhammad Thoriq Fadilla menambahkan, ketika saham blue chip mengalami tekanan jual cukup tinggi, saham lapis kedua dan ketiga akan menunjukkan potensi sebagai alternatif yang menarik bagi investor. "Saham lapis kedua dan ketiga memiliki harga yang cenderung lebih terjangkau sehingga diminati di tengah pelemahan IHSG," ungkap Thoriq.

Namun, dia mengingatkan agar pelaku pasar harus tetap selektif dengan mempertimbangkan sejumlah faktor. Terutama dari sisi likuiditas, dan secara teknikal memilah saham-saham yang tren kenaikan harganya konsisten. "Perlu diwaspadai juga volatilitas yang cukup tinggi," imbuh Thoriq.

Thoriq melihat kemungkinan momentum saham lapis kedua dan ketiga bersifat jangka pendek. Ketika tekanan jual mereda dan sentimen pasar saham sudah lebih kondusif, para investor akan melirik lagi saham blue chip atau lapis pertama yang punya fundamental kuat. 

Thoriq menyematkan rekomendasi buy saham MAPI pada harga Rp 1.470 untuk target  Rp 1.675 dan stoploss di Rp 1.400. Kemudian speculative buy saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) di area Rp 1.230 - Rp 1.240 dengan target Rp 1.295 dan stoploss di Rp 1.210 per saham.

 Daniel melirik saham dengan tren yang masih menanjak seperti MAPI, UNIQ dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×