Reporter: Rashif Usman | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga salah satu saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mulai bangkit setelah dalam tren penurunan. Analis rekomendasi trading buy saham blue chip ini karena ada potensi kenaikan yang lumayan.
Saham blue chip adalah saham lapis satu dan telah berpengalaman di lantai bursa. Saham blue chip biasanya memiliki fundamental kuat dan nilai kapitalisasi pasar yang besar, mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.
Di BEI, saham blue chip biasanya menjadi anggota indeks mayor seperti LQ45. Anggota LQ45 yang belakangan ini naik harga adalah saham PT Astra International Tbk (ASII).
Harga saham ASII pada perdagangan Kamis 8 Agustus 2024 ditutup di level 4.740 naik 110 poin atau 2,38% dibandingkan sehari sebelumnya. Kenaikan tersebut akhirnya mengakumulasi peningkatan harga saham ASII selama perdagangan 5 hari terakhir sebesar 40 poin atau 0,85%.
Baca Juga: Formasi CPNS 2024 & Cara Buat Akun Sscasn.bkn.go.id, PPPK Boleh Daftar Tanpa Mundur
Analis Kiwoom Sekuritas, Vicky Rosalinda merekomendasikan untuk trading buy saham ASII dengan target harga Rp 4.910 per saham. Menurut Vicky, meski ada penurunan pada pendapatan dan laba bersih tetapi masih sesuai dengan ekspektasi.
Melansir laporan keuangan, ASII mencatatkan laba bersih sebesar Rp 15,85 triliun di semester I 2024. Ini turun 9,12% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 17,44 triliun.
Vicky melihat penyebab lesunya kinerja ASII dikarenakan penjualan mobil dan sepeda motor yang menurun. Selain itu juga disebabkan oleh bisnis pertambangan yang menurun terdampak oleh pelemahan harga batu bara dan juga segmen konstruksi.
Kemudian investasi di GOTO yang mengalami kerugian sebesar Rp 817 miliar dan investasi di HEAL merugi sebesar Rp 34 miliar. "Menurut kami dari hasil kinerja ASII yang menurun tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap harga sahamnya," kata Vicky kepada Kontan, Kamis (8/8).
Vicky mengatakan, prospek ASII ke depannya diperkirakan masih berpeluang untuk adanya perbaikan kinerja dengan strategi bisnisnya untuk memperoleh kinerja yang lebih baik dalam jangka panjang.
Adapun pendorongnya yaitu ASII akan membuat produk-produk yang terbaik dan memberikan layanan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia.
"Selain itu juga jaringan Astra yang banyak di Indonesia, mulai dari penjualan, ekosistem, baik pembiayaan, asuransi, hingga trade-in used car," jelasnya.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama mencermati, ASII yang mengalami downtrend memang sudah sejalan dengan dinamika yang terjadi. Di antaranya berkaitan dengan mobil listrik seperti dinamika insentif pajak misalnya. Selain itu, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia juga ikut mempengaruhi kinerja ASII.
Nafan menambahkan prospek kinerja ASII masih berkaitan dengan faktor stabilitias pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, faktor tersebut bisa mempengaruhi stabilitas permintaan, khususnya dari bisnis otomotif yang dimiliki ASII.
"Jadi nanti akan mendorong permintaan sektor otomotif, bahkan kredit untuk kendaraan. Insentif PPnBM (Pajak Penjualan Atas Barang Mewah) juga mudah-mudahan itu terus dilakukan,"
Disisi lain, Nafan juga melihat adanya potensi Bank Indonesia yang akan menurunkan suku bunga acuan pada awal kuartal IV-2024. Hal ini tentunya bakal mempengaruhi kinerja dari ASII.
Baca Juga: Cara Buat Paspor 2024 Online & Bayar, Untuk Umrah & Jalan-Jalan Ke Luar Negeri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News