kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.414.000   5.000   0,35%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Harga Saham Blue Chip Ini Bangkit Pasca Ke Titik Terendah, Pilih Beli, Jual / Tahan?


Selasa, 23 Juli 2024 / 07:27 WIB
Harga Saham Blue Chip Ini Bangkit Pasca Ke Titik Terendah, Pilih Beli, Jual / Tahan?
ILUSTRASI. Harga Saham Blue Chip Ini Bangkit Pasca Ke Titik Terendah, Pilih Beli, Jual / Tahan?


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga salah satu saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai meningkat setelah menyentuh level terendah tahun 2024 ini. Dengan kebangkitan itu, apakah saham blue chip tersebut sudah layak masuk portofolio investasi?

Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman di lantai bursa. Saham blue chip biasanya memiliki fundamental kuat dan kapitalisasi pasar besar yang mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.

Di BEI, saham blue chip biasanya menjadi anggota indeks mayor seperti LQ45. Salah satu anggota LQ45 yang sedang mengalami kenaikan harga adalah saham PT Astra International Tbk (ASII).

Harga saham ASII pada perdagangan Senin 22 Juli 2024 ditutup di level 4.520, naik 40 poin atau 0,89%. Namun secara year to date, harga saham ASII terakumulasi melemah 1.180 poin atau 20,70%.

Harga saham ASII mencapai titik terendah tahun ini di level 4.290 pada 29 Mei lalu. Ini merupakan harga terendah saham ASII sejak tahun 2020.

Dengan pelemahan tersebut, saham ASII  tergeser dari jajaran 10 emiten dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di BEI.

Astra International sebelumnya bertengger pada peringkat 10 dalam jajaran emiten dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per akhir Juni 2024. Namun, berdasarkan data BEI Senin (22/7),  ASII tidak ada di 10 besar dan digeser oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan market cap sebesar Rp 188 triliun.

Sejak akhir Juni hingga Senin (22/7), harga saham ASII hanya naik 1,34%. Di periode yang sama, harga saham BBNI melonjak 9,44%. Lonjakan harga saham BBNI yang lebih besar ini menyebabkan market cap BBNI turut melonjak sehingga mampu melewati ASII.

Sementara Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan tren penurunan pada ASII ini sudah menjadi hal yang wajar. Penurunan harga saham ASII disebabkan oleh tingginya tingkat suku bunga yang mempengaruhi permintaan kredit pada industri otomotif.

Di sisi lain Nafan juga melihat adanya dinamika dari pemerintah yang berkomitmen dalam hilirisasi sumber daya alam nikel agar dapat diolah di dalam negeri. Hal itu diwujudkan dengan adanya pembangunan industrialisasi elektrikal secara terpadu.

Meski begitu Nafan berpendapat penurunan pada ASII ini relatif terbatas. Hal itu karena saat ini masih menantikan pelonggaran kebijakan moneter. Menurutnya hal tu akan kembali mendorong likuiditas ASII.

"Selain pelonggaran suku bunga juga akan ditopang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan stabil," ungkap Nafan.

Nafan merekomendasikan untuk accumulative buy saham ASII dengan target harga Rp 4.640-Rp 5.075. 

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer melihat, penurunan harga saham ASII membuatnya tidak lagi berada di jajaran top 10 market cap. Hal itu terjadi akibat respons dari penurunan kinerja di awal tahun ini.

"Selain itu prospek serta sentimen yang masih kurang optimal juga turut menekan harga pasar ASII di periode awal tahun kemarin," jelas Miftahul pada Kontan.co.id, Senin (22/7).

Meski begitu Miftahul berpendapat potensi rebound saham ASII masih cukup besar. Terlebih lagi dari segi valuasi ASII tergolong sudah cukup priced in dan tergolong undervalued. Selain itu juga ada kemungkinan besar akan ada perbaikan kinerja di akhir semester I. Penjualan mobil Astra pada Bulan Juni 2024 meningkat 6,3% menjadi 43.908 unit dibandingkan bulan sebelumnya.

"Di tambah lagi adanya gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di awal Juli berpotensi mendatangkan momentum positif bagi Astra," ujar dia. 

Miftahul merekomendasikan untuk trading buy saham ASII dengan target harga Rp 4.640 per saham. 

Baca Juga: Ramai IPO Mini, Pasar Saham Indonesia Butuh Banyak Saham Blue Chip

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mudah Menagih Hutang Penyusunan Perjanjian & Pengikatan Jaminan Kredit serta Implikasi Positifnya terhadap Penanganan Kredit / Piutang Macet

[X]
×