kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Saham BII Melonjak 49,32%, Usai Kepastian Akuisisi Maybank


Senin, 06 Oktober 2008 / 20:32 WIB
Harga Saham BII Melonjak 49,32%, Usai Kepastian Akuisisi Maybank
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (tengah) menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Menkeu mengatakan pemerintah akan mewaspadai ancaman pelema


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Test Test

JAKARTA. Satu hari sebelum Lebaran, Malayan Banking Berhad (Maybank) menuntaskan akuisisi saham PT Bank International Indonesia Tbk (BNII) yang dimiliki oleh Fullerton Financial Holdings dan Kookmin Bank. Akuisisi 55,6% saham BNII tersebut tercapai di harga Rp 433 per saham, sehingga total nilai akuisisi saham BII tersebut tercatat sekitar US$ 1,24 miliar.

Kabar ini sontak membuat harga saham BII melambung. Pada pembukaan pasar Senin, (6/10),  usai libur Lebaran, harga saham BII dibuka di level Rp 415 per saham. Sepanjang perdagangan hari ini harganya bahkan sempat menyentuh level Rp 490 per saham, walau akhirnya harus puas ditutup di posisi Rp 435 per saham. Dengan angka tersebut, berarti saham BII telah melonjak sebesar 49,32% dari penutupan perdagangan 26 September 2008 lalu yang masih sebesar Rp 310 per saham.

Kondisi ini memang sudah sewajarnya, lantaran Maybank telah menyatakan kepada otoritas pasar modal Indonesia akan menggelar tender offer terhadap saham BII di harga Rp 510 per saham. Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Ahmad Fuad Rahmany.

“Harga saham kepada publik tetap Rp 510 per saham," ujar Fuad. Hal ini tentu saja membuat harapan investor lokal yang telah berharap banyak atas rencana tender offer ini tidak kandas di tengah jalan.

Kepala Riset Trimegah Securities, Arhya Satyagraha mengatakan lonjakan harga saham BII pada perdagangan kemarin adalah reaksi para investor atas pemberitaan deal-nya akuisisi Maybank atas saham BII. Namun ini bukanlah akhir dari cerita. Arhya merasa perlu memperingatkan investor untuk memastikan kembali apakah benar tender offer yang akan dilakukan oleh Maybank itu berada pada harga Rp 510 per saham.

Pasalnya, ia menaksir harga wajar saham BII hanya ada di kisaran Rp 275 per saham. Dengan kesepakatan harga akuisisi di level Rp 433 per saham beberapa waktu lalu, menurutnya sudah merupakan hal yang luar biasa. "Pertanyaannya kini, apakah Maybank mau melakukan tender offer di harga Rp 510 per saham," ujar Arhya. Langkah paling aman menurutnya adalah menunggu efektif rencana tender offer tersebut.

Hingga kemarin, Bapepam-LK memang belum menerima dokumen tender offer dari Maybank. "Kita tunggu saja besok:" ujar Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa Bapepam-LK, Noor Rachman. Menurutnya, Maybank diberi kesempatan mengajukan dokumen tender offer selambat-lambatnya dua hari kerja setelah mereka resmi melakukan closing.

Lebih lanjut, cerita akuisisi saham BNII oleh Maybank ternyata membawa cerita menarik lainnya. Bapepam-LK menaksir nilai tender offer saham BNII diperkirakan mencapai Rp 9 triliun. "Pasar modal kita akan terguyur uang sekitar Rp 9 triliun dalam beberapa bulan kedepan," ujar Fuad.

Fuad bahkan menegaskan bahwa dalam minggu ini, beberapa hedge fund akan menerima pembayaran dari pihak Maybank. Pembayaran itu sendiri menurutnya bakal dilakukan dalam nominasi rupiah. Ini artinya, likuiditas akan bertambah lantaran uang pembayaran itu diprediksi akan dibelanjakan di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×