CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.158   -56,66   -0,79%
  • KOMPAS100 1.093   -9,33   -0,85%
  • LQ45 871   -5,01   -0,57%
  • ISSI 216   -2,15   -0,98%
  • IDX30 446   -1,96   -0,44%
  • IDXHIDIV20 539   -0,14   -0,03%
  • IDX80 125   -0,95   -0,75%
  • IDXV30 135   0,01   0,00%
  • IDXQ30 149   -0,40   -0,27%

Harga Minyak WTI Menguat di Atas US$ 82 Karena Prospek Pasokan yang Lebih Ketat


Kamis, 25 April 2024 / 11:56 WIB
Harga Minyak WTI Menguat di Atas US$ 82 Karena Prospek Pasokan yang Lebih Ketat
ILUSTRASI. Harga minyak menguat tipis setelah dibuka melemah pada awal perdagangan tadi pagi.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menguat tipis setelah dibuka melemah pada awal perdagangan tadi pagi. Kamis (25/4) pukul 11.48 WIB, harga minyak WTI kontrak Juni 2024 di NYMEX menguat 0,14% ke US$ 82,93 per barel dari posisi kemarin di US$ 82,81 per barel.

Sedangkan harga minyak Brent kontrak Juni 2024 di ICE Futures menguat 0,15% ke US$ 88,15 per barel. Meski menguat, harga minyak masih cenderung turun sejak awal April.

Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer mengatakan, kenaikan harga minyak hari ini didorong oleh prospek pasokan yang berpotensi lebih ketat dalam beberapa bulan mendatang. Tetapi ketegangan atas potensi perang antara Iran dan Israel masih membayangi harga komoditas energi tersebut.

Dia memperkirakan, harga minyak Brent berpotensi mencapai kisaran US$ 89 per barel untuk beberapa hari ke depan. Prediksi ini didasarkan pada berbagai faktor, termasuk prospek konflik antara Israel dan Iran.

Baca Juga: Harga Minyak Turun pada Kamis (25/4) Pagi Akibat Perlambatan Aktivitas Bisnis AS

Fischer menyebutkan, konflik antara Israel dan Iran telah menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga minyak belakangan ini. Menurutnya, ketegangan antara kedua negara dapat memicu ketidakstabilan regional yang dapat berdampak signifikan pada pasar minyak global. 

“Oleh karena itu, konflik ini bahkan bisa memicu potensi perang dunia ketiga. Apalagi, pasca serangan terhadap Israel, diprediksi bahwa Israel akan melakukan pembalasan. Ini dapat meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut dan mempengaruhi kenaikan harga minyak secara keseluruhan,” kata Fischer dalam riset, Kamis (25/4). 

Selain itu, ketidakpastian dalam produksi minyak juga dapat mengakibatkan peningkatan harga. Sementara, persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS) pekan lalu turun 6,4 juta barel menjadi 453,6 juta barel. Penurunan persediaan ini terbalik jika dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan sebesar 825.000 barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×