Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terkoreksi tipis setelah kemarin melesat tinggi. Meski turun, harga minyak pagi ini masih berada di level tertinggi sejak pertengahan Maret.
Jumat (30/4) pukul 7.50 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak Juni 2021 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 64,72 per barel, turun 0,45% dari penutupan perdagangan kemarin US$ 65,01 per barel. Kemarin, harga minyak WTI melonjak 1,80% dalam sehari.
Harga minyak brent kontrak Juni 2021 di ICE Futures pun turun setelah mencapai level tertinggi sejak pertengahan Maret. Pagi ini, harga minyak acuan internasional tersebut berada di U$ 68,30 per barel, turun 0,38% dalam sehari setelah kemarin melesat 1,92%.
Dalam sebulan, harga minyak WTI melonjak 9,36% dari US$ 59,18 per barel di akhir Maret. Sepanjang April, harga minyak brent naik 8,86%.
Baca Juga: Kasus Covid-19 India melonjak, Gapki sebut ekspor minyak sawit belum terdampak
Kemarin harga minyak naik ke level tertinggi dalam enam pekan terakhir karena data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kuat, dolar yang lemah, dan pemulihan permintaan yang diharapkan melebihi kekhawatiran kasus Covid-19 yang lebih tinggi di Brasil dan India.
"Musim panas adalah sinonim untuk musim mengemudi. Pengemudi di AS, China, dan Inggris akan mulai mengonsumsi lebih banyak bahan bakar, sebuah perkembangan yang diyakini pasar akan menutupi penurunan Covid-19 di India," kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy kepada Reuters.
Baca Juga: Kecil kemungkinan terjadi sell in May di pasar saham tahun ini
Dia menambahkan bahwa harga minyak mendapat dukungan tambahan dari dolar yang lemah, yang membuat minyak lebih murah untuk dibeli secara internasional. The greenback melayang di dekat posisi terendah sembilan minggu, di bawah tekanan dari pandangan dovish dari Federal Reserve AS dan rencana pengeluaran jumbo dari Presiden AS Joe Biden.
Sementara itu, berita positif dari Eropa termasuk pengumuman dari Moderna Inc bahwa mereka akan menggandakan kapasitas vaksin untuk tahun depan dan Jerman dalam mengelola rekor harian hampir 1,1 juta dosis vaksin Covid pada hari Rabu. "Prospek permintaan minyak mentah mendapat dorongan besar dari Eropa dan itu akan mengatasi beberapa risiko di India dan banyak pasar berkembang," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.
Bill de Blasio, Walikota New York menargetkan pembukaan penuh pada 1 Juli setelah lebih dari setahun penutupan dan pembatasan kapasitas. De Blasio mengatakan, ada kemajuan yang memuaskan dalam memvaksinasi lebih dari 8 juta penduduknya.
Baca Juga: BEI mengantongi 22 pipeline IPO
Analis di Citibank mengatakan kampanye vaksinasi di Amerika Utara dan Eropa memungkinkan permintaan minyak mencapai rekor tertinggi 101,5 juta barel per hari selama bulan-bulan musim panas di belahan bumi utar. Tapi, bank ini memperingatkan meningkatnya kasus Covid-19 di Brasil dan India dapat menghantam permintaan lokal jika penguncian lebih ketat diberlakukan kembali.
"Wabah di India menahan reli minyak," kata Howie Lee, seorang ekonom di bank OCBC Singapura. Total kasus Covid-19 India melewati 18 juta pada Kamis.
Baca Juga: Wall Street melesat, indeks S&P capai rekor tertinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News