kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Harga Minyak Turun Karena Transformasi Ekonomi Tiongkok Tak Membuahkan Hasil


Selasa, 05 Maret 2024 / 10:54 WIB
Harga Minyak Turun Karena Transformasi Ekonomi Tiongkok Tak Membuahkan Hasil
ILUSTRASI. Selasa (5/3) pukul 8.59 WIB, harga minyak Brent berjangka untuk bulan Mei turun 3 sen menjadi US$ 82,77 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun untuk hari kedua pada hari Selasa. Janji Tiongkok, importir minyak mentah terbesar di dunia, untuk mengubah perekonomiannya di tengah pertumbuhan yang terhambat sejak pandemi Covid gagal memberikan kesan kepada investor bahwa mereka khawatir terhadap konsumsi yang lebih lambat.

Selasa (5/3) pukul 8.59 WIB, harga minyak Brent berjangka untuk bulan Mei turun 3 sen menjadi US$ 82,77 per barel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS turun 11 sen menjadi US$ 78,63 per barel.

China berjanji untuk “mengubah” model pembangunan ekonominya dan mengekang kelebihan kapasitas industri sambil menetapkan target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 sekitar 5%.Target pertumbuhan ini serupa dengan target tahun lalu dan sejalan dengan ekspektasi para analis. 

Pencapaian tujuan tersebut akan memberikan dorongan pada konsumsi bahan bakar. Tetapi target tersebut akan lebih sulit dicapai pada tahun ini dibandingkan dengan tahun 2023, karena dampak positif dari dampak pandemi COVID pada tahun 2022, kata para analis. Hal ini pada gilirannya dapat membebani sentimen investor.

Baca Juga: Harga Minyak dan Batubara Naik, Cek Rekomendasi Saham Sektor Energi Ini

Juga dirilis dalam laporan kerja resmi yang dirilis pada hari Selasa (5/3), bagian dari pertemuan Kongres Rakyat Nasional minggu ini, Tiongkok berjanji untuk meningkatkan eksplorasi dan pengembangan sumber daya minyak dan gas alam. Tetapi pada saat yang sama, China berjanji untuk memperketat kendali atas konsumsi bahan bakar fosil.

Sementara kekhawatiran terhadap prospek permintaan Tiongkok menekan harga lebih rendah, faktor pasokan yang berasal dari produsen utama mengurangi produksi dan kekhawatiran geopolitik akibat perang Israel-Gaza menjadi faktor yang mendasari harga minyak mentah.

OPEC+ pada hari Minggu memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari (bpd) hingga kuartal kedua. OPEC+ mengambil langkah ini mendukung harga di tengah kekhawatiran pertumbuhan global dan peningkatan produksi di luar kelompok tersebut.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Pilihan Saat Harga Minyak dan Batubara Menguat

Pasar minyak fisik sudah mulai mengetat, kenaikan harga spot terlihat, menurut catatan analis ANZ, sebagian disebabkan oleh gangguan pasokan.

“Meski ketegangan di Timur Tengah belum berdampak langsung terhadap pasokan, gangguan di Laut Merah telah meningkatkan ketersediaan minyak di pasar,” kata analis ANZ seperti dikutip Reuters. Pernyataan ANZ mengacu pada perjalanan yang lebih jauh yang harus dilakukan kapal tanker yang membawa minyak untuk menghindari wilayah tersebut.

Persediaan minyak mentah AS diperkirakan meningkat pada minggu lalu, menurut jajak pendapat awal Reuters pada hari Senin. Sementara persediaan minyak sulingan dan bensin diperkirakan lebih rendah.

Empat analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah naik sekitar 2,6 juta barel dalam sepekan hingga 1 Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×