Reporter: Dwi Nicken Tari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga minyak masih akan turun menyusul banyaknya senitimen negatif di pasar. Harga komoditas minyak turut terjerumus dipengaruhi kemungkinan Yunani akan keluar dari Zona Euro.
Selain itu, kesepakatan Iran dan enam wakil negara (AS, Rusia, China, Perancis, dan Inggris) yang akan jatuh tempo hari ini ikut membawa dampak penurunan pada harga minyak.
Mengutip Bloomberg, Senin (29/6), harga minyak di WTI Crude Future turun 1,49% ke US$58,74 per barrel. Harga minyak sepekan pun menukik 2,71%.
Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menyatakan bahwa penurunan harga minyak untuk awal pekan ini tidak terlepas dari penguatan indeks dollar AS. Masalah utang Yunani yang akan menemui batas tenggat pembayarannya hari ini dan baiknya data ekonomi Amerika membuat indeks dollar AS semakin menanjak.
Deddy menambahkan bahwa cadangan minyak di AS masih tetap di level 84 juta membuat harga minyak terpantau masih akan terpukul. “Karena cadangan tersebut masih di atas rata-rata dalam lima tahun pada periode tahun ini,” kata Deddy.
Mendekati ujung kesepakatan antara Iran dengan negara barat juga akan berpengaruh terhadap harga minyak. Deddy menjelaskan bahwa saat ini ada ketegangan antara Iran dengan negara barat. Ayatollah Ali Khamenei yang kabarnya menginginkan sanksi ekonomi dicabut segera menjelang penandatanganan kesepakatan.
“Bukan setelah kesepakatan seperti penawaran AS. Sehingga ini bisa membahayakan kesepakatan final,” ujar Deddy.
Selain itu, kata Deddy, pemotongan suku bunga oleh Bank Sentral Tiongkok juga turut menarik turun harga minyak. Pemotongan suku bunga ini diiringi sentimen negatif terkait kelesuan ekonomi Cina. Pemotongan suku bunga ini merupakan yang keempat kalinya dilakukan China sejak November 2014.
Deddy menduga, penurunan harga minyak ini akan berdampak hingga akhir semester kedua. Menurut Deddy, bila kesepakatan antara Iran dan negara barat berhasil, area US$58,00 tetap akan menjadi support terdekat.
“Bila area ini mampu diatasi, minyak kembali berpeluang bergerak di area US$58,00-US$55,00, dari analisa saya, akan sangat sulit bangkit bila minyak kembali bergerak di bawah US$55,00,” tambah Deddy
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News