Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SYDNEY. Harga kontrak minyak dunia masih mencatatkan penurunan mendekati level US$ 60 per barel pada transaksi perdagangan pagi ini (25/6). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 12.35 waktu Sydney, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate untuk pengantaran Agustus berada di posisi US$ 60,24 sebarel di New York Mercantile Exchange atau turun 3 sen.
Pada Rabu (24/6), harga kontrak yang sama turun 74 sen menjadi US$ 60,27 sebarel. Meski demikian, sepanjang tahun ini, harga minyak sudah naik sebesar 13%.
Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Agustus naik 14 sen menjadi US$ 63,63 sebarel di ICE Futures Europe exchange, London. Harga acuan minyak Eropa ini diperdagangkan dengan harga lebih premium sebesar US$ 3,40 ketimbang harga minyak WTI.
Apa saja faktor-faktor yang menekan pergerakan harga minyak?
Faktor utama yang mempengaruhi harga si emas hitam adalah data produksi minyak Amerika Serikat yang melonjak hampir ke level rekornya. Data yang dirilis Energy Information Administration (EIA) menunjukkan, data produksi minyak AS naik menjadi 9,6 juta barel per hari hingga 19 Juni lalu.
Produksi minyak tersebut hampir menyamai level rekor produksi minyak dua pekan sebelumnya yang mencapai 9,61 juta barel per hari. Tingginya tingkat produksi merupakan hasil dari digebernya pengeboran minyak di sejumlah kilang.
"Tingkat produksi minyak meningkat dan belum ada sejumlah sinyal bahwa produksi akan turun dari level saat ini. Harga minyak secara umum akan bergerak sideways," papar Ric Spooner, Chief Analyst CMC Markets di Sydney.
Faktor lainnya adalah pangsa pasar minyak Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) mengerucut ke level terendah sejak 2003, yakni 41,8% pada tahun lalu. Padahal, pada tahun 2013, pangsa pasar minyak OPEC mencapai 43,3%.
Hal ini menandakan motif OPEC yang berupaya mempertahankan tingkat penjualan dengan mempertahankan suplai minyak mereka. Pada pertemuan 5 Juni lalu, 12 anggota OPEC mempertahankan kuota produksi kolektif mereka di level 30 juta barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News