kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak tergelincir, OPEC menimbang pemangkasan produksi lebih lanjut


Senin, 18 Maret 2019 / 07:46 WIB
Harga minyak tergelincir, OPEC menimbang pemangkasan produksi lebih lanjut


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak tergelincir di awal pekan ini. Senin (18/3) pukul 7.25 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 58,40 per barel, turun 0,20% dari harga pekan lalu pada US$ 58,52 per barel.

Harga minyak brent untuk pengiriman Mei 2019 di ICE Futures pun mencatat pergerakan serupa. Harga minyak acuan internasional ini berada di US$ 67,08 per barel, turun 0,12% ketimbang Jumat lalu di level US$ 67,16 per barel.

Minggu (17/3), Arab Saudi mengatakan bahwa pekerjaan OPEC untuk menyeimbangkan pasar minyak jauh dari kata rampung. Persediaan minyak global masih naik meski ada sanksi Amerika Serikat (AS) atas Iran dan Venezuela. Hal ini memicu sinyal pemangkasan produksi minyak lebih lanjut pada semester kedua 2019.

Rusia yang bergabung dengan upaya OPEC untuk menurunkan produksi menambahkan bahwa pemangkasan produksi akan terus berlangsung setidaknya hingga Juni, ketika langkah AS terhadap Iran dan Venezuela makin jelas.

AS belakangan mengerek ekspor minyak mentah besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir ketika menerapkan sanksi atas Venezuela dan Iran. Langkah AS ini menimbulkan ketidakpastian baru bagi OPEC yang tengah mengurangi pasokan.

"Menurut penilaian saya, pekerjaan masih panjang. Kami masih melihat penambahan persediaan minyak. Kami perlu melanjutkan upaya pemangkasan hingga Juni," kata Khalid al Falih, Menteri Energi Saudi kepada Reuters.

OPEC akan bertemu lagi pada April dan Juni untuk membahas strategi lebih lanjut. OPEC+ telah memangkas 1,2 juta barel per hari atau sekitar 1,2% dari permintaan minyak global sejak Januari lalu. 

AS berupaya menekan Presiden Venezuela Nicolas Maduro untuk mundur, lewat sanksi pada perusahaan merah pelat merah yang selama ini menjadi sumber pendapatan Venezuela. 

Sementara bagi Iran, AS awalnya berniat menghentikan ekspor minyak sama sekali sebelum muncul keluhan negara-negara konsumen minyak akibat merosotnya stok.  Dengan adanya keluhan itu, AS memberikan kelonggaran sejumlah negara untuk tetap mengimpor minyak dari Iran. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×