kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak naik tipis diredam niat AS-China perbaiki relasi dagang


Kamis, 13 Desember 2018 / 15:20 WIB
Harga minyak naik tipis diredam niat AS-China perbaiki relasi dagang
ILUSTRASI. HARGA MINYAK DUNIA


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah dunai menguat tipis pada perdagangan Kamis (12/13), setelah data menunjukkan cadangan minyak di Amerika Serikat mengalami penurunan, disertai meredanya sesaat ketegangan antara AS dan China. 

Penguatan harga minyak juga ditopang langkah negara OPEC dan aliansinya memangkas produksi 1,2 juta barel per hari mulai Januari mendatang. Meskipun, kenaikan juga tertahan oleh proyeksi permintaan minyak yang lebih rendah di tahun 2019 mendatang, versi OPEC. 

Harga minyak jenis Brent sore ini berada di level US$ 60,36 per barel, naik 21 sen atau 0,4% dari penutupan kemarin.

Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan di US$ 51,25 per barel, naik 10 sen atau 0,2%. 

China mengirim sinyal ingin meredakan ketegangan dengan AS, dengan pembelian kacang kedelai lebih dari enam bulan pada Rabu kemarin. Langkah ini melegakan pasar yang khawatir dengan hubungan AS-China, terutama setelah penangkapan petinggi Huawei atas permintaan AS.

Data cadangan minyak di AS juga ikut mendorong harga minyak. Menurut EIA, cadangan minyak mentah AS turun 1,2 juta barel dalam sepekan hingga 7 Desember lalu. Tapi, pengurangan cadangan minyak AS ini lebih rendah dibanding ekspektasi penurunan 3 juta barel.

Sementara itu, The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) meramalkan, permintaan minyak di tahun 2019 akan turun 31,44 juta barel per hari (bpd), atau 100.000 bpd lebih rendah dibanding proyeski yang ditetapkan bulan lalu. Angka tersebut juga lebih rendah 1,53 juta bpd dibanding produksi saat ini. 

"Dengan kesepakatan mengurangi produksi 1,2 juta barel per hari pada pertemuan OPEC pekan lalu, seharusnya bisa mendorong defisit suplai pada semester I 2019," kata Analis Daniel Hynes dari ANZ, dikutip Reuters.

Sedangkan kenaikan produksi AS, pelambatan pertumbuhan ekonomi, dan kesepakatan produksi akan membawa pasar seimbang pada semester II 2019. ANZ berekspektasi, harga Brent akan mencapai US$ 75 per barel di kuartal pertama 2019. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×