kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak flat di tengah rencana penurunan produksi OPEC


Kamis, 13 Desember 2018 / 07:42 WIB
Harga minyak flat di tengah rencana penurunan produksi OPEC
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak masih bergerak di rentang sempit pada pekan ini. Kamis (13/12) pukul 7.22 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2019 di New York Mercantile Exchange menguat 0,41% ke level US$ 51,36 per barel dari harga kemarin US$ 51,15 per barel.

Harga minyak WTI bergerak di sekitar US$ 51 sejak awal pekan hingga hari ini. Sedangkan harga minyak brent untuk pengiriman Februari 2019 di ICE Futures kemarin berada di US$ 60,15 per barel, turun tipis dari S$ 60,20 per barel.

Kemarin, OPEC merilis laporan bulanan yang menunjukkan bahwa organisasi negara-negara pengekspor minyak dan Rusia telah menutup penurunan pasokan karena sanksi ekspor minyak Iran. OPEC pun menurunkan prediksi permintaan minyak tahun depan.

OPEC memperkirakan, permintaan minyah mentah global tahun depan akan turun menjadi 31,44 juta barel per hari. Angka ini lebih rendah 100.000 barel per hari daripada prediksi bulan sebelumnya. Prediksi permintaan ini pun lebih rendah 1,53 juta barel per hari lebih rendah daripada level produksi saat ini.

Kekhawatiran akan harga minyak yang kembali turun, OPEC+ sepakat untuk kembali memangkas pasokan. Pemangkasan pasokan ini sebesar 1,2 juta barel per hari. "Kenaikan tensi perdagangan, pengetatan moneter, dan tantangan geopolitik merupakan beberapa masalah yang menimbulkan risiko penurunan ekonomi lebih dalam tahun depan," ungkap OPEC dalam laporan yang dikutip Reuters.

Dalam laporan OPEC, total produksi organisasi ini hanya turun 11.000 barel perhari menjadi 32,97 juta barel per hari pada bulan November meski ada sanksi Iran. Produksi Iran mencetak penurunan terbesar, yakni 380.000 barel per hari.

Penurunan ini diimbangi oleh kenaikan sebesar 377.000 barel per hari dari Arab Saudi dan tambahan 71.000 barel per hari dari Uni Emirat Arab. Saudi melaporkan rekor produksi sebesar 11,09 juta barel per hari pada bulan lalu.

Data pemerintaha Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan stok minyak 1,2 juta barel pekan lalu. Angka penurunan ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan penurunan 10 juta barel yang dilaporkan oleh American Petroleum Institute dan kurang dari separuh prediksi analis yang meramalkan penurunan 3 juta barel.

"Selisih yang sangat jauh dari laporan API menyebabkan laporan ini lebih negatif daripada yang sebenarnya," kata John Kilduff, partner Again Capital Management.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×