Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak dunia naik karena sinyal peningkatan produksi yang dipertimbangkan oleh OPEC+ akan lebih kecil dari rencana awal.
Mengutip Bloomberg, Senin (18/6), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli di Nymex-AS ditutup naik 1,21% menjadi US$ 65,85 per barel. Sedangkan, harga minyak mentah Brent untuk penyelesaian Agustus di ICE Futures Europe berakhir naik US$ 1,90 menjadi US$ 75,34 per barel.
Meski demikian, di pasar Asia pada Selasa (19/6) pukul 06.48 WIB, harga minyak WTI bergerak turun tipis ke level US$ 65,79 sebarel.
Sumber yang mengetahui rencana diskusi OPEC+ pada akhir bulan ini, menyebutkan bahwa anggota OPEC mempertimbangkan peningkatan produksi sekitar 300.000 hingga 600.000 barel per hari selama beberapa bulan ke depan. Angka tersebut lebih rendah dari usulan Rusia dan Arab Saudi yaitu 1,5 juta barel. Kelompok produsen minyak ini akan bertemu secara resmi di Wina pada pekan ini untuk membahas mengenai keberlanjutan kesepakatan pemangkasan produksi.
"Itu akan menjadi perkembangan yang bullish jika peningkatan produksi hanya mendekati 300.000 barel, bukan 1,5 juta," kata Bob Yawger, Direktur berjangka Mizuho Securities USA Inc, seperti dilansir Bloomberg, Selasa.
Berita utama OPEC akan sedikit lebih sensitif bagi harga patokan internasional dibandingkan terhadap WTI," imbuhnya.
Sebelumnya, bulan ini, harga minyak di AS sudah turun 1,8% di tengah potensi OPEC mengurangi kuota pemangkasan produksi yang sudah dilakukan sejak 2017. Namun, Iran, Venezuela dan Irak menolak gagasan itu.
Iran mengklaim memiliki dukungan dari Irak dan Venezuela untuk memveto setiap usulan peningkatan produksi yang lebih besar. "Jika Arab Saudi dan Rusia menginginkan peningkatan produksi, membutuhkan suara bulat," kata Hossein Kazempour Ardebili, perwakilan Iran di OPEC, Minggu.
Phil Flynn, analis pasar senior di Prices Futures Group menilai, hal itu akan memberi pasar alasan untuk tidak sell. "Penurunan ekspor dari Iran dan Venezuela akan meredam dampak dari rencana kenaikan produksi minyak OPEC," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News