Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak melonjak lebih dari 4% pada perdagangan hari ini. Hal tersebut berhasil menutup kerugian yang terjadi pada sesi akhir pekan lalu.
Katalis positif yang membuat harga minyak terbang datang setelah Moderna Inc mengumumkan, ujicoba vaksin Covid-19 yang dilakukan perusahaan memiliki tingkat efektivitas 94,5%.
Senin (16/11) pukul 21.45 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2021 naik US$ 1,79 atau 4,2% menjadi US$ 44,57 per barel.
Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate kontrak pengiriman Desember 2020 melesat US$ 1,84 atau 4,6% ke level $ 41,97 per barel.
Baca Juga: Harga emas tergelincir hampir 1% usai rilis hasil ujicoba vaksin Covid-19 Moderna
"Euforia vaksin telah dihargai tinggi sejak minggu lalu, tetapi pengobatan kedua untuk Covid-19 menunjukkan bahwa program vaksinasi skala besar, dengan jumlah yang cukup untuk populasi global, agak mendekati kenyataan sekarang ini ," kata analis Rystad Energy Louise Dickson.
Pengumuman Moderna datang setelah Pfizer Inc melaporkan di minggu lalu bahwa ujicoba vaksin lebih dari 90% efektif. Hal tersebut meningkatkan harapan bahwa kerusakan yang disebabkan pandemi virus corona pada ekonomi global dapat dikurangi.
Harga minyak mentah juga didukung oleh data yang menunjukkan rebound pada ekonomi China dan Jepang. Di mana, kilang China memproses rekor level harian minyak mentah di bulan Oktober lalu.
Baik WTI dan Brent naik lebih dari 8% pekan lalu di tengah harapan vaksin dan harapan bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, akan mempertahankan produksi yang lebih rendah tahun depan untuk mendukung harga.
Grup, yang dikenal sebagai OPEC+, telah memangkas produksi sekitar 7,7 juta barel per hari (bph), dengan kepatuhan terlihat di 96% pada Oktober, dan telah merencanakan untuk meningkatkan produksi sebesar 2 juta bpd mulai Januari 2021.
OPEC+ akan mengadakan pertemuan komite menteri pada hari Selasa yang dapat merekomendasikan perubahan pada kuota produksi ketika semua menteri bertemu pada 30 November dan 1 Desember.
Baca Juga: Masuk tren penguatan, prospek nikel kian kinclong
"Tidak dapat disangkal bahwa pasar minyak sepenuhnya di tangan OPEC +," kata Bjarne Schieldrop, kepala analis komoditas SEB.
"Organisasi itu adalah satu-satunya alasan mengapa harga minyak saat ini tidak US$ 20 per barel. Oleh karena itu, pertemuan mereka yang akan datang pada 30 November-1 Desember tidak kalah pentingnya," pungkas Schieldrop.
Selanjutnya: Wall Street menguat setelah Moderna mengatakan vaksin 94,5% efektif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News