kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga minyak mentah ditutup menguat, Brent naik 0,9% dan WTI melesat 2%


Rabu, 10 Juni 2020 / 06:21 WIB
Harga minyak mentah ditutup menguat, Brent naik 0,9% dan WTI melesat 2%
ILUSTRASI. Harga minyak mentah ditutup menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak ditutup menguat pada Selasa (9/6) berkat optimisme tentang komitmen baru-baru ini dari produsen minyak utama untuk mengurangi produksi mengimbangi kekhawatiran bahwa kebangkitan kasus virus corona di sejumlah negara dapat mengganggu permintaan bahan bakar.

Mengutip Reuters, Selasa (9/6), harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Agustus 2020 di ICE Futures naik 38 sen, atau 0,9%, menjadi US$ 41,18 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli 2020 di Nymex naik 75 sen, atau 2%, ke level US$ 38,94 per barel.

Baca Juga: S&P 500 dan Dow Jones kompak melemah, Nasdaq kembali cetak rekor tertinggi

Sokongan utama bagi harga minyak datang setelah OPEC, Rusia dan produsen lainnya, yang terkumpul dalam OPEC+, sepakat untuk memperpanjang rekor penurunan produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) hingga akhir Juli.

Namun, Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab mengatakan, mereka tidak akan mempertahankan pengurangan tambahan yang sebelumnya dilakukan pada bulan Mei dan Juni. Asal tahu saja, pemangkasan tambahan yang dilakukan ketiga negara ini mencapai lebih dari 1 juta bph.

Mendukung pasar, Libya mengatakan, force majeure pada beberapa ekspor dari ladang minyak Sharara pada hari Selasa, setelah produksi dihentikan sebentar oleh kelompok bersenjata hanya beberapa hari setelah produksinya dilanjutkan menyusul blokade yang telah berlangsung berbulan-bulan.

"Itu telah membantu mengurangi penurunan lebih lanjut. Mereka sedang dalam proses memulai kembali, yang tentu saja akan menambah situasi kelebihan pasokan," kata Andrew Lipow, President Lipow Oil Associates di Houston.

Permintaan bahan bakar telah pulih dari keruntuhan April yang disebabkan oleh penguncian untuk mengendalikan pandemi. Namun, para analis mengatakan bahwa lonjakan pasar minyak yang cepat hingga lebih dari US$ 40 per barel mungkin merupakan pandangan yang terlalu optimis terhadap konsumsi.

Seperti diketahui, kini virus corona telah menewaskan lebih dari 400.000 orang di seluruh dunia, dan jumlah kasus harian baru mencapai rekor pada hari Minggu karena pandemi belum memuncak di Amerika Tengah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Senin.

Baca Juga: Permintaan minyak yang pulih berpotensi mengangkat harga pada semester kedua 2020

Walau begitu, Goldman Sachs sudah merevisi ke atas proyeksi harga minyak di 2020. Untuk jenis Brent naik menjadi US$ 40,40 per barel dan WTI menjadi US$ 36 per barel. 

Tetapi Goldman juga memperingatkan bahwa harga kemungkinan akan kembali dalam beberapa minggu mendatang karena ketidakpastian permintaan dan persediaan yang overhang.

Data American Petroleum Institute menunjukkan, persediaan minyak mentah AS naik 8,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 5 Juni menjadi 539,4 juta barel. Hal ini akhirnya mempersempit penguatan harga minyak kemarin.

Sementara itu, data resmi dari pemerintah AS baru dirilis pada hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×