Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak mentah menguat pada awal perdagangan sesi Asia hari ini. Sokongan bagi harga datang setelah data industri menunjukkan penurunan stok minyak mentah dan bahan bakar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran pasokan.
Rabu (4/5) pukul 07.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juli 2022 naik 90 sen atau 0,9% menjadi US$ 105,87 per barel.
Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka jenis WTI untuk kontrak pengiriman Juni 2022 naik US$ 1 atau 1%, menjadi US$ 103,41 per barel.
Sokongan bagi harga minyak datang setelah stok minyak mentah dan bahan bakar AS turun di pekan lalu. Menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah turun 3,5 juta barel untuk pekan yang berakhir 29 April.
"Laporan API membuat orang berhenti mengkhawatirkan sisi permintaan dan mulai mengkhawatirkan sisi penawaran lagi," kata Phil Flynn, Analis Price Futures.
Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Lebih Dari 2%, Tertekan Potensi Penguncian Lebih Luas di China
Sementara itu, data pemerintah AS tentang stok minyak mentah akan dirilis pada hari ini.
Di sisi lain, Uni Eropa juga sedang mengerjakan sanksi baru terhadap Rusia karena mengobarkan perang terhadap Ukraina yang akan menargetkan industri minyak Moskow.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen diperkirakan akan menjelaskan rencananya pada Rabu, kata para pejabat.
Selama sesi sebelumnya, kekhawatiran permintaan yang berasal dari penguncian Covid-19 yang berkepanjangan di China menyebabkan harga turun lebih dari 2%.
Beijing sedang menguji penduduk secara massal untuk mencegah penguncian yang serupa dengan yang dilakukan Shanghai selama sebulan terakhir. Restoran-restoran di ibu kota ditutup untuk makan di tempat. Sementara beberapa blok apartemen ditutup rapat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
