Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga menguat di awal perdagangan Maret, melanjutkan penguatan yang terjadi pada Februari 2024.
Jumat (1/3) pukul 10.21 WIB, harga minyak WTI kontrak April 2024 menguat 0,23% ke US$ 78,44 per barel. Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini menguat 3,37% sepanjang Februari 2024.
Harga minyak Brent kontrak Mei 2024 menguat 0,32% ke US$ 82,17 per barel pada pagi ini. Sepanjang Februari, harga minyak Brent menguat 2,04%.
Pengamat Komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, sejumlah sentimen menyokong kenaikan harga emas seperti konflik Timur Tengah, nilai tukar dolar AS yang cenderung tertekan, penguatan harga Bitcoin dan Wall Street yang mencapai rekor.
“Jadi wajar jika minyak mengalami kenaikan harga. Belum lagi didukung sentimen geopolitik, jelas masih mendukung harga minyak,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Kamis (29/2).
Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham yang Layak Dilirik Untuk Koleksi di Bulan Maret
Dia menambahkan bahwa cadangan minyak AS yang meningkat menjadi pemberat harga. Menurut Energy Information Administration AS, cadangan minyak komersial Amerika naik 4,2 juta barel pada pekan lalu. Peningkatan cadangan yang dicatat oleh pemerintah ini lebih rendah dari lompatan 8,4 juta barel yang dilaporkan oleh American Petroleum Institute.
“Cadangan telah meningkat di AS karena tingkat proses kilang minyak mentah menjadi produk akhir telah menurun dalam beberapa minggu terakhir,” kata dia.
Lebih lanjut, Wahyu mengatakan sentimen lainnya yang dapat mempengaruhi harga minyak WTI yaitu, OPEC+ yang sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pemotongan produksi sukarela ke kuartal kedua.
“Kartel dan sekutunya telah sepakat pada November 2023 lalu, untuk memangkas 2,2 juta barel per hari pada kuartal pertama,” imbuh Wahyu.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Karena Data Inflasi PCE AS Sesuai Ekspektasi
Menurut dia, pemotongan produksi yang dilakukan OPEC diperkirakan akan membatasi risiko penurunan harga minyak. Sementara kapasitas cadangan kartel akan membatasi risiko terbalik, secara efektif menjaga harga minyak WTI dalam kisaran US$ 70 per barel hingga US$ 90 per barel.
Selain itu, Wahyu mengatakan, berdasarkan data dari International Energy Agency (IEA), permintaan minyak global meningkat di tahun ini. Konsumsi minyak dunia diprediksi akan meningkat sebesar 1,1 juta barel per hari pada 2024, dan produsen non-OPEC juga akan menyumbang 1,2 juta barel per hari untuk pasokan global.
Untuk itu, dia memperkirakan bahwa pasokan minyak masih cukup besar pada tahun 2024, karena perlambatan aktivitas ekonomi dikombinasikan dengan peningkatan produksi dari AS yang baru-baru ini menyentuh tertinggi di 13,24 juta barel per hari.
Wahyu pun memprediksikan harga minyak pada kuartal I-2024 ini sebesar US$ 70 per barel-US$ 90 per barel. Sedangkan untuk harga minyak hingga akhir 2024 diprediksi berada di kisaran US$ 80 per barel-US$ 100 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News