Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki bulan Maret 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bertolak dari posisi 7.316,11. Level ini didapat usai IHSG menutup bulan Februari dengan pelemahan 0,17% pada perdagangan Kamis (29/2).
Meski melandai sepekan terakhir, tapi IHSG mampu mengakumulasi penguatan 2,22% dalam periode bulanan. Jika dihitung sejak awal tahun 2024, IHSG masih menunjukkan performa positif, naik tipis 0,60%. Gerak menanjak IHSG ikut terdorong arus dana dari investor asing (capital inflow), yang secara year to date (YtD) mencetak net buy Rp 18,43 triliun.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengamati sejumlah katalis yang menggerakkan IHSG di bulan Februari, terutama berasal dari dalam negeri. Pertama, indikator ekonomi nasional masih menunjukkan fundamental yang kuat. Situasi ini membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga pada kuartal II atau kuartal III-2024.
Kedua, penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) berlangsung dengan kondusif, dengan hasil yang relatif sesuai perkiraan. Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo - Gibran berpeluang besar menang satu putaran. "Mengurangi kekhawatiran terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi di pasar," terang Valdy kepada Kontan.co.id, Kamis (29/2).
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Dari Binaartha Sekuritas Untuk Awal Maret, Jumat (1/3)
Ketiga, musim rilis laporan keuangan menjadi sentimen penggerak pasar, terutama dari saham bank berkapitalisasi pasar jumbo (big caps) yang membukukan pertumbuhan kinerja. Sebaliknya, sentimen eksternal cenderung belum kondusif dengan adanya ketegangan geopolitik di Laut Merah, kontraksi dan resesi ekonomi di sejumlah negara, serta kehati-hatian The Fed dalam memangkas suku bunga acuan.
Memasuki bulan Maret, sentimen domestik tampak masih akan dominan memengaruhi pergerakan pasar saham. Analis Stocknow.id Dinda Resty Angira menyoroti setidaknya ada tiga faktor yang akan menggerakkan IHSG. Meliputi kelanjutan musim rilis laporan keuangan, sentimen positif menjelang pembagian dividen, serta momentum bulan ramadan.
Musim pembagian dividen bakal menjadi katalis penting yang berpotensi mendongkrak saham big caps, terutama perbankan. Sedangkan ramadan akan menambah daya tarik bagi sektor consumer dan ritel. "Untuk ekspetasi dari kami IHSG menjelang bulan Ramadhan ini bisa ke level 7.400," kata Dinda.
Hanya saja, Dinda memberikan catatan pada bulan Maret ini IHSG masih berpeluang tertahan pada level resistance 7.375, dengan support di area 7.255. Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus punya pandangan serupa, dimana IHSG masih punya kecenderungan bergerak sideways pada rentang 7.000-7.350 dalam beberapa minggu ke depan.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham CPIN, ENRG, GOTO, HOKI dari MNC Sekuritas, Jumat (1/3)
Di samping perkembangan situasi ekonomi dan geopolitik global, pelaku pasar juga masih menanti pemotongan suku bunga acuan, yang sementara ini diprediksi baru terjadi pada pertengahan tahun 2024. "Biasanya juga ada kecenderungan market lebih sepi ketika bulan Ramadan," ungkap Daniel.
Valdy turut mengingatkan ada risiko eksternal yang perlu diwaspadai. Seperti kebijakan moneter global yang masih ketat dan ketidakpastian tensi geopolitik, yang berpotensi menimbulkan volatilitas. "Pelemahan nilai tukar rupiah juga menjadi risiko yang patut diperhatikan, terutama akibat peningkatan jumlah uang yang beredar menjelang Lebaran," imbuhnya.
Valdy memprediksi IHSG akan mengalami fluktuasi dalam jangka pendek, tapi dengan kecenderungan menguat dalam rentang 7.200 - 7.400. Dia pun optimistis momentum Ramadan membawa angin segar sebagai dorongan yang cukup signifikan bagi sektor ritel, consumer goods dan transportasi.
Baca Juga: Wall Street Menguat, Nasdaq Mencatat Penutupan Tertinggi Sepanjang Masa
Strategi & Rekomendasi
Mempertimbangkan katalis dan momentum tersebut, Valdy melihat saham-saham consumer goods dan ritel sebagai pilihan yang menarik. Valdy menjagokan saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).
Sementara itu, Dinda memandang strategi day trade dan swing trade bisa dipertimbangkan dalam situasi pasar saat ini. Dinda menyodorkan saham dari sektor consumer, energi dan telekomunikasi. Saham pilihannya adalah PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan potensial upside ke harga Rp 2.545.
Selanjutnya, saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan mencermati resistance di Rp 2.450, yang jika breakout berpeluang menuju level harga Rp 2.560. Saham pilihan berikutnya adalah PT Harum Energy Tbk (HRUM) dengan potensi kenaikan ke level Rp 1.405 per saham.
Sedangkan Daniel lebih menyarankan untuk mengambil posisi buy on weakness, terutama pada saham-saham berfundamental solid. Saham bank masih menjadi unggulan seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).
Sementara untuk saham non-bank, Daniel melirik saham energi, khususnya yang terkait dengan komoditas minyak. Daniel merekomendasikan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News