kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.378.000   -2.000   -0,08%
  • USD/IDR 16.690   14,00   0,08%
  • IDX 8.602   80,24   0,94%
  • KOMPAS100 1.193   12,91   1,09%
  • LQ45 865   7,60   0,89%
  • ISSI 304   4,46   1,49%
  • IDX30 446   2,37   0,53%
  • IDXHIDIV20 515   2,35   0,46%
  • IDX80 134   1,57   1,18%
  • IDXV30 138   1,84   1,35%
  • IDXQ30 142   0,70   0,49%

Harga Minyak Melemah, Sentimen Geopolitik dan Kelebihan Suplai Menekan


Rabu, 26 November 2025 / 20:16 WIB
Harga Minyak Melemah, Sentimen Geopolitik dan Kelebihan Suplai Menekan
ILUSTRASI. FOTO ARSIP: Sebuah pemandangan menampilkan pompa minyak di luar Almetyevsk di Republik Tatarstan, Rusia, 4 Juni 2023. REUTERS/Alexander Manzyuk/Foto Arsip. Harga minyak WTI turun akibat meredanya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina dan potensi oversupply global. Simak analisis lengkap & proyeksi 2025.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga minyak melanjutkan penurunan pada Rabu (26/11/2025) dipicu oleh dominasi kekhawatiran fundamental dan faktor geopolitik yang mereda.

Mengutip Tradingeconomics, pada perdagangan Rabu (26/11/2025) pukul 20.02 WIB harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 2,30% secara mingguan dan 5,58% secara bulanan menjadi US$ 57,869 per barel.

Ibrahim Assuaibi, Pengamat Ekonomi, Mata Uang, dan Komoditas menyebut penurunan harga minyak dunia disebabkan oleh sentimen geopolitik global, yakni meredanya isu di Eropa yang mana Amerika menyodorkan 18 proposal gencantan senjata antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Harga Minyak Melorot, Sentimen The Fed hingga Geopolitik Ikut Menekan

“Sehingga Amerika, Inggris, dan Eropa kemungkinan besar akan mencabut sanksi ekonomi terhadap Rusia terutama adalah ekspor minyak dan ekspor gas alam,” jelas Ibrahim kepada Kontan, Rabu (26/11/2025).

Di sisi lain, data energi di Amerika Serikat terutama adalah stok minyak mentahnya pun juga mengalami penurunan sejak pekan lalu. Sehingga menurut Ibrahim, diperkirakan permintaan ke depan masih akan menurun. 

Kemudian potensi kelebihan pasokan global juga terbuka. Proyeksi terbaru menunjukkan suplai minyak dari negara-negara non-OPEC+, seperti Amerika Serikat dan Brasil, berpotensi tumbuh lebih cepat dibandingkan permintaan pada 2026. 

“Ini membuat terjadinya oversupply karena kita melihat bahwa OPEC sendiri sampai sekarang masih mempertahankan kuota produksinya,” lanjutnya. 

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Merosot, Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Tekan Pasar Global

Dengan sentimen di atas, dia memproyeksi harga minyak WTI pada minggu ini kemungkinan akan menuju ke level support US$ 56,80 per barel. Kalau seandainya mengalami kenaikan pun juga kemungkinan hanya sebesar US$ 58.60 per barel.

Sedangkan hingga akhir tahun 2025, berdasarkan data hari Ibrahim melihat harga minyak mentah dunia masih akan terkoreksi, diproyeksi bergerak kisaran US$ 54,60 per barel.

Selanjutnya: Kuota Domestik Kawasan Berikat Dipangkas, Menkeu: Dikembalikan ke Jalur Semestinya

Menarik Dibaca: 11 Rekomendasi Jus Sehat yang Bagus untuk Diet Turunkan Berat Badan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×