kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Harga minyak melemah pada pagi ini, terseret kekhawatiran ekonomi China


Senin, 02 Agustus 2021 / 08:57 WIB
Harga minyak melemah pada pagi ini, terseret kekhawatiran ekonomi China
ILUSTRASI. Harga minyak mentah kompak melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah turun pada perdagangan hari ini, di tengah kekhawatiran atas ekonomi China setelah survei menunjukkan aktivitas pabrik tumbuh pada laju paling lambat dalam 17 bulan. Kekhawatiran ditambah dengan kenaikan produksi minyak dari produsen OPEC.

Senin (2/8) pukul 08.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2021 tergelincir 81 sen, atau 1%, menjadi US$ 74,60 per barel. 

Sementara harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2021 turun 69 sen, atau 0,9% ke level US$ 73,26 per barel.

"China memimpin pemulihan ekonomi di Asia dan jika kemunduran semakin dalam, kekhawatiran akan tumbuh bahwa prospek global akan mengalami penurunan yang signifikan," jelas Edward Moya, analis senior di OANDA.

"Prospek permintaan minyak mentah sedang goyah dan itu mungkin tidak akan membaik sampai vaksinasi global membaik," tambah Moya.

Baca Juga: Harga minyak koreksi, bersiap rally didukung pelemahan dolar dan kenaikan permintaan

Aktivitas pabrik China berkembang pada Juli pada laju paling lambat dalam hampir satu setengah tahun karena biaya bahan baku yang lebih tinggi, pemeliharaan peralatan dan cuaca ekstrem membebani aktivitas bisnis, menambah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Juga membebani harga minyak, berdasarkan survei Reuters, produksi minyak dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) naik pada Juli ke level tertinggi sejak April 2020, karena kelompok tersebut semakin mengurangi pembatasan produksi di bawah pakta dengan sekutu dan eksportir utamanya Saudi. 

Arab Saudi juga secara bertahap menghentikan pengurangan pasokan sukarela.

Sementara kasus virus corona (Covid-19) terus meningkat secara global. Analis mengatakan, tingkat vaksinasi yang lebih tinggi akan membatasi perlunya penguncian keras yang memusnahkan permintaan selama puncak pandemi tahun lalu.

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) menegaskan tidak akan melakukan penguncian lagi untuk mengekang Covid-19 tetapi "segalanya akan menjadi lebih buruk" karena varian Delta memicu lonjakan kasus. Sebagian besar di antara pakar penyakit menular AS, Anthony Fauci bilang, lonjakan terbesar trejadi pada penduduk yang tidak divaksinasi. 

Baca Juga: Bursa Asia kompak menguat di pagi ini (2/8)

Sementara itu, konsumsi bensin harian India melebihi tingkat pra-pandemi pada bulan lalu karena negara bagian melonggarkan penguncian Covid-19. Namun, penjualan minyak gas rendah, menandakan aktivitas industri yang lemah pada bulan Juli.

Dalam berita lain, AS dan Inggris mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka yakin Iran melakukan serangan terhadap sebuah kapal tanker produk minyak yang dikelola Israel di lepas pantai Oman pada hari Kamis yang menewaskan seorang warga Inggris dan seorang Rumania, dan berjanji untuk bekerja dengan mitra untuk menanggapi.

Selanjutnya: Begini potensi pergerakan IHSG di sisa tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×