kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga minyak koreksi tipis setelah mencetak rekor tertinggi


Rabu, 03 Oktober 2018 / 07:22 WIB
Harga minyak koreksi tipis setelah mencetak rekor tertinggi
ILUSTRASI. Minyak mentah


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mulai turun dari level tertinggi. Rabu (3/10) pukul 7.07 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2018 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 75,19 per barel.

Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini turun 0,05% ketimbang penutupan kemarin yang juga turun ke US$ 75,23 per barel. Harga minyak WTI ini turun dalam dua hari berturut-turut dari level tertinggi sejak Desember 2014. Awal pekan ini, harga minyak WTI mencatat rekor tertinggi di US$ 75,30 per barel.

Sementara itu, harga minyak brent untuk pengiriman Desember 2018 di ICE Futures pagi ini dibuka naik tipis ke US$ 84,85 per barel setelah turun pada perdagangan kemarin. Senin, harga minyak acuan internasional ini pun mencetak rekor tertinggi sejak Desember 2014 di level US$ 84,98 per barel.

Menteri Minyak Iran Bijan Zangeneh mengatakan, Presiden AS Donald Trump bertanggung jawab atas kenaikan harga minyak. "Jika Trump menginginkan stabilitas pasar minyak, dia seharusnya menunda sanksi Iran," kata Zangeneh seperti dikutip Reuters.

AS berniat menutup ekspor minyak Iran mulai 4 November mendatang. Antisipasi penurunan pasokan Iran yang mencapai 1,5 juta barel per hari menyebabkan harga minyak melaju.

Polling reuters memperkirakan, stok minyak AS akan naik 2 juta barel hingga akhir pekan lalu. Data American Petroleum Institute akan dirilis pagi ini. "Penurunan harga minyak ini hanya merupakan pasar yang mengambil napas,"kata Gene McGillian, director of market research Tradition Energy.

Dalam outlook Global Economics kuartal keempat, HSBS memperkirakan, ada risiko harga minyak menyentuh US$ 100 per barel seiring penurunan pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×