kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Sanksi AS ke Iran berpotensi kurangi pasokan, harga minyak melambung


Selasa, 02 Oktober 2018 / 23:11 WIB
Sanksi AS ke Iran berpotensi kurangi pasokan, harga minyak melambung
ILUSTRASI. Minyak mentah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia pada Selasa (2/10) ditutup menguat hingga mencapai level tertinggi sejak empat tahun lalu. Hal ini lantaran pelaku pasar semakin khwatir pada penerapan sanksi AS kepada Iran yang semakin dekat dan akan terjadi di minggu ini.

Mengutip Bloomberg, Selasa (2/10) pukul 20:41 harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2018 di New York Mercantile Echange mencapai rekor tertinggi di level US$ 75,47 per barel. Level tersebut jadi rekor selama empat tahun lalu.

Analis Global Kapital Investama Nizar Hilmy, mengatakan efek akan dijatuhkannya sanksi AS ke Iran sudah mulai terasa dan mendorong harga minyak naik. Nizar mengatakan bila sanksi tersebut dijatuhkan maka pasokan global bisa terganggu dengan berkurang 1 juta hingga dua juta barel per hari.

Harga minyak makin melambung karena muncul keraguan bahwa negara produsen minyak terbesar lainnya, seperti Rusia tidak mampu menutupi kekurangan pasokan tersebut.

"Kesepakatakan yang terjadi antara Kanada, Meksiko dan AS terkait kesepakatan untuk menggantikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) mengurangi isu perang dagang dan mendorong harga minyak," kata Nizar, Selasa (2/10).

Selain produksi Rusia yang diproyeksikan kurang, pasokan minyak global juga makin diproyeksikan cetek karena ekonomi Venezuela masih carut marut. Nizar menyebut produksi minyak dari Venezuela telah berkurang 40%.

Nizar memproyeksikan hingga akhir tahun harga minyak WTI akan bergerak direntang US$ 65 per barel hingga US$ 85 per barel. "Saat ini kondisi jangka pendek overbought mungkin akan ada koreksi dikit tetapi tren masih bullish," kata Nizar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×