kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,25   2,50   0.28%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak kembali terpeleset


Selasa, 30 Juni 2015 / 08:29 WIB
Harga minyak kembali terpeleset


Reporter: Dwi Nicken Tari, Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Empat hari terakhir, harga minyak mentah terus merosot. Kekhawatiran   dari Yunani yang semakin dekat dengan gagal bayar utang (default) menggerus harga minyak dunia.

Mengutip Bloomberg, Senin (29/6) pukul 14.45 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Agustus 2015 di New York Merchantile Exchange merosot 1,72% ke US$ 58,60 per barel dibanding penutupan akhir pekan lalu. Sepekan terakhir, harga terkikis 2,94%.

Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures, menjabarkan, situasi ekonomi Eropa, terutama potensi gagal bayar Yunani memicu kekhawatiran para pelaku pasar. Belum lagi pada perbankan Yunani tutup mulai Senin (29/6) hingga Senin (6/7), pasca pembekuan dana darurat Yunani oleh European Central Bank (ECB). “Ini berimbas ke harga komoditas termasuk minyak, apalagi Eropa termasuk salah satu konsumen minyak utama,” papar Nizar.

Persoalan Yunani menekan mata uang euro. Ini menjadi kesempatan bagi dollar Amerika Serikat (AS) kembali menanjak. Indeks USD pada Senin (29/6) pukul 15.57 WIB di level 95,73 naik 0,27% dari hari sebelumnya.

Selain itu, Iran dan enam negara perwakilan yakni AS, Rusia, China, Perancis, Jerman dan Inggris tengah membahas persoalan nuklir di Wina, Austria, Selasa (30/6). “Jika terjadi kesepakatan, pasar akan dibanjiri produksi minyak Iran dalam waktu dekat,” jelas Nizar.

Stok melimpah

Apabila sanksi terhadap Iran dicabut, negara tersebut siap menambah produksi minyak dua kali lipat atau sekitar 1 juta barel per hari dalam enam bulan pertama setelah sanksi dicabut. Dus, Nizar menduga koreksi harga minyak bakal berlanjut pada Selasa (30/6).

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menambahkan,  harga minyak juga tertekan karena stok minyak AS pekan lalu masih berada di level tinggi yakni 84 juta barel.  “Karena cadangan tersebut masih di atas rata-rata dalam lima tahun pada periode tahun ini,” kata Deddy. Ini turut menekan harga minyak.

Selain itu, pemotongan suku bunga oleh People's Bank of China (PBOC) membawa sentimen negatif terkait kelesuan ekonomi Tiongkok.

Tren bearish harga minyak juga terlihat dari faktor teknikal. Menurut Nizar, harga bergerak di bawah moving average (MA) 25 yang mengarah turun. Relative strength index (RSI) level 45 dan stochastic di level 29.

Kedua indikator ini menukik ke bawah karena sudah bergerak di bawah level 50. Tapi garis moving average convergence divergence (MACD) masih berada di area positif di level 0,2.

Nizar menduga, harga minyak pada Selasa (30/6) bisa bergerak di US$ 57,50 –US$ 59,50 dan sepekan di US$ 57,00–US$ 60,00 per barel. Sedangkan Deddy memprediksi, hari ini harga bergulir di US$ 58,00-US$ 59,80 per barel. Sepekan di area US$ 58,00–US$ 60,50 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×