Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Harga minyak global melemah pada Kamis (11/7), seiring meningkatnya kekhawatiran pasar atas dampak dari perluasan kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi.
Mengutip Reuters, harga minyak Brent turun 22 sen atau 0,31% ke US$ 69,97 per barel pada pukul 00.52 GMT.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 27 sen atau 0,39% ke US$ 68,11 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Rabu (9/7), Dipicu Permintaan BBM dan Ketegangan Laut Merah
Sentimen Negatif dari Kebijakan Tarif
Sentimen pasar tertekan setelah Trump mengancam akan memberlakukan tarif 50% terhadap Brasil, ekonomi terbesar di Amerika Latin.
Ancaman tersebut muncul di tengah ketegangan politik antara Trump dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.
Sebelumnya, Trump juga mengumumkan rencana pengenaan tarif baru terhadap komoditas tembaga, semikonduktor, dan produk farmasi.
Pemerintah AS juga mengirimkan surat pemberitahuan tarif kepada sejumlah negara seperti Filipina, Irak, dan lebih dari selusin negara lainnya, termasuk mitra dagang utama seperti Korea Selatan dan Jepang.
Ketegangan dagang yang meluas ini dinilai dapat menahan laju ekonomi global dan menghambat pertumbuhan konsumsi energi, khususnya minyak.
Baca Juga: Harga Minyak Turun dari Puncak Dua Pekan Rabu (9/7), Brent ke US$69,95
Kaitan dengan Suku Bunga
Dalam risalah pertemuan The Fed pada 17–18 Juni lalu, hanya “beberapa” pejabat bank sentral AS yang menyatakan kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
Mayoritas masih menilai pelonggaran kebijakan moneter baru akan tepat dilakukan pada akhir tahun, karena kekhawatiran terhadap tekanan inflasi yang dipicu kebijakan tarif Trump.
Tingginya suku bunga umumnya membuat biaya pinjaman meningkat, yang pada gilirannya berpotensi menurunkan aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.
Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Tipis pada Rabu (9/7) Pagi, Investor Cermati Kenaikan Stok AS
Data Pasokan AS dan Permintaan Global
Di sisi lain, pelemahan harga minyak sedikit tertahan oleh data penurunan stok bensin dan distilat di AS pada pekan lalu, meskipun stok minyak mentah AS naik, menurut laporan Energy Information Administration (EIA).
Permintaan bensin AS tercatat naik 6% menjadi 9,2 juta barel per hari, menunjukkan konsumsi yang tetap kuat di musim panas ini.
Sementara itu, aktivitas penerbangan global rata-rata mencapai 107.600 penerbangan per hari selama delapan hari pertama Juli, tertinggi sepanjang masa.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik ke Level Tertinggi 2 Pekan Selasa (8/7), Dipicu Sentimen Ini
Di China, penerbangan menyentuh level tertinggi dalam lima bulan terakhir. Aktivitas pelabuhan dan logistik juga mengindikasikan ekspansi perdagangan yang berkelanjutan, menurut catatan J.P. Morgan.
“Sejauh ini, pertumbuhan permintaan minyak global rata-rata sebesar 0,97 juta barel per hari, sejalan dengan proyeksi kami sebesar 1 juta barel per hari,” tulis JP Morgan.
Selanjutnya: Bill Gates Terlempar dari Daftar 10 Orang Terkaya di Dunia
Menarik Dibaca: 7 Jenis Pinjaman yang Masuk BI Checking dan Bisa Pengaruhi Skor Kredit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News