Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak Brent stabil di atas US$91 per barel pada hari Senin (8/4), mengurangi kerugian awal yang dipicu oleh penarikan lebih banyak tentara Israel dari Gaza.
Selain itu, Israel berkomitmen untuk melakukan pembicaraan baru mengenai potensi gencatan senjata dalam konflik Timur Tengah.
Harga minyak mentah Brent turun 16 sen atau 0,2% menjadi US$91,01 per barel pada 1335 GMT. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 9 sen atau sekitar 0,1%, menjadi US$86,82. Kedua tolok ukur kehilangan lebih dari US$2 di awal sesi.
Harga minyak naik sekitar 4% minggu lalu karena meningkatnya ketegangan geopolitik.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Merosot Lebih 1% Siang Ini, Brent ke US$89,69 dan WTI ke US$85,54
Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah menarik lebih banyak tentara dari Gaza selatan.
Israel telah mengurangi jumlah pasukan di Gaza sejak awal tahun ini untuk mengurangi jumlah pasukan cadangan dan berada di bawah tekanan yang semakin besar dari sekutunya untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.
Sementara itu, perundingan gencatan senjata dihidupkan kembali ketika Israel dan Hamas mengirim tim ke Mesir untuk melakukan perundingan menjelang liburan Idul Fitri.
Meskipun seorang pejabat Hamas pada hari Senin mengatakan tidak ada kemajuan yang dicapai pada putaran perundingan baru.
Di antara faktor-faktor yang mempengaruhi prospek permintaan minyak, laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat menunjukkan perekonomian mengakhiri kuartal pertama dengan baik, yang dapat mendorong The Fed untuk menunda penurunan suku bunga tahun ini.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Senin (8/4) Pagi, Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Mereda
Investor akan mempelajari data indeks harga konsumen dari AS dan China pada minggu ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai waktu kemungkinan penurunan suku bunga The Fed dan untuk mengukur kesehatan ekonomi dua konsumen minyak terbesar dunia.
John Evans dari broker PVM mengatakan, pasar saat ini tidak memiliki cukup sumber daya fisik untuk menjamin harga minyak melebihi US$90 per barel hingga US$100.
“Tetapi mengingat sifat mudah terbakar dari arena krisis geopolitik saat ini di Timur Tengah dan Ukraina/Rusia dan minat yang lebih besar dari negara-negara besar, potensi penurunannya juga terbatas saat ini,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News