kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Dunia Naik, Senin (6/11), Setelah Saudi dan Rusia Pangkas Produksi


Senin, 06 November 2023 / 14:34 WIB
Harga Minyak Dunia Naik, Senin (6/11), Setelah Saudi dan Rusia Pangkas Produksi
ILUSTRASI. Harga minyak naik tipis pada Senin (6/11), karena negara eksportir utama Arab Saudi dan Rusia akan tetap melakukan pengurangan produksi minyak secara sukarela hingga akhir tahun.


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Harga minyak naik tipis pada Senin (6/11), karena negara eksportir utama Arab Saudi dan Rusia akan tetap melakukan pengurangan produksi minyak secara sukarela hingga akhir tahun.

Pengurangan produksi minyak Arab Saudi dan Rusia ini akan menjaga pasokan minyak tetap ketat. Investor juga mewaspadai sanksi Amerika Serikat (AS) yang lebih keras pada minyak Iran.

Senin (6/11), harga minyak mentah berjangka Brent naik 55 sen atau 0,65% menjadi US$ 85,44 per barel pada pukul 07.00 GMT.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di US$ 81,14 per barel naik 63 sen atau 0,78%.

Baca Juga: Arab Saudi dan Rusia Akan Melanjutkan Pengurangan Produksi Minyak

Arab Saudi mengonfirmasi akan melanjutkan pengurangan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada bulan Desember untuk mempertahankan produksi sekitar 9 juta barel per hari, kata sumber di kementerian energi dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

Keputusan Saudi ini sejalan dengan ekspektasi para analis.

Rusia juga mengumumkan akan melanjutkan pengurangan pasokan minyak secara sukarela sebesar 300.000 barel per hari dari ekspor minyak mentah dan produk minyak bumi hingga akhir Desember.

Analis ING mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pasar minyak akan mengalami surplus pada kuartal pertama tahun depan, yang mungkin cukup untuk meyakinkan Saudi dan Rusia untuk terus melakukan pengurangan.

Harga minyak kontrak Brent dan WTI mencatat penurunan mingguan kedua berturut-turut pada minggu lalu, turun sekitar 6% karena risiko geopolitik memudar ketika diplomat AS bertemu dengan para pemimpin regional untuk membatasi risiko perang Israel-Hamas meluas di Timur Tengah.

“Pasar tidak memperhitungkan terlalu banyak risiko geopolitik pada tingkat saat ini, sehingga hal ini tetap menjadi risiko utama,” kata Suvro Sarkar, analis DBS yang berbasis di Singapura.

Minggu ini, investor mengamati lebih banyak data ekonomi dari Tiongkok setelah konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu merilis data pabrik bulan Oktober yang mengecewakan pada minggu lalu.

Baca Juga: Saudi & Rusia Menegaskan Pemangkasan Produksi, Harga Minyak Naik Pagi Ini (6/11)

Analis IG yang berbasis di Sydney, Tony Sycamore memperkirakan harga minyak akan didorong oleh berita utama dari Timur Tengah pada minggu ini.

Ia mengatakan, harga minyak WTI perlu mempertahankan dukungan di atas US$ 80 per barel pada awal minggu ini.  Jika tidak, harga bisa turun ke level terendah US$ 77,59 yang terlihat pada bulan Agustus.

Sarkar memperkirakan harga minyak Brent akan tetap didukung pada harga US$ 80-US$ 85 per barel, mengutip berlanjutnya pengurangan pasokan, berakhirnya kenaikan suku bunga, dan jatuhnya dolar AS, setelah data gaji AS lebih lemah dari perkiraan pada hari Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×