Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik pada Selasa (24/12), membalikkan kerugian sesi sebelumnya. Didukung oleh prospek pasar jangka pendek yang sedikit positif serta data ekonomi AS yang kuat, meskipun perdagangan cenderung tipis menjelang libur Natal.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 33 sen atau 0,5% menjadi US$72,96 per barel.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) meningkat 29 sen atau 0,4% ke US$69,53 per barel pada pukul 04.22 GMT.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Senin (23/12), di Tengah Kekhawatiran Kelebihan Pasokan
Analis dari FGE memperkirakan harga minyak acuan akan berfluktuasi di sekitar level saat ini dalam jangka pendek.
Mereka mencatat bahwa "aktivitas di pasar berjangka menurun selama musim liburan, dan para pelaku pasar cenderung menunggu hingga mendapatkan pandangan yang lebih jelas mengenai keseimbangan minyak global pada 2024 dan 2025."
Perubahan dalam pasokan dan permintaan selama Desember sejauh ini mendukung pandangan mereka yang kurang pesimistis.
"Melihat posisi pasar berjangka yang cukup pendek, gangguan pasokan apa pun dapat memicu lonjakan harga," tambah mereka.
Beberapa analis lain juga melihat tanda-tanda prospek yang positif untuk minyak dalam beberapa bulan ke depan.
"Pandangan akhir tahun menunjukkan konsensus dari lembaga-lembaga besar mengenai keseimbangan cairan (liquids balances) untuk 2025 mulai memudar," kata Neil Crosby, Wakil Asisten Presiden Analitik Minyak di Sparta Commodities.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Kompak Menguat di Awal Pekan Ini, WTI ke US$ 69,86 Per Barel
"EIA dalam laporan prospek energi jangka pendeknya (STEO) baru-baru ini mengubah proyeksi 2025 menjadi defisit meskipun memperkirakan kembalinya beberapa barel OPEC+ tahun depan," tambahnya.
Prospek ekonomi AS yang solid, sebagai konsumen minyak terbesar dunia, juga mendukung harga.
Pesanan baru untuk barang modal buatan AS melonjak pada November, terutama untuk mesin, sementara penjualan rumah baru juga rebound, menandakan fondasi ekonomi AS yang kuat menjelang akhir tahun.
Dalam jangka pendek, para pedagang mencari indikasi permintaan AS dari data persediaan minyak mentah dan bahan bakar yang akan dirilis oleh American Petroleum Institute pada Selasa.
Baca Juga: Harga Minyak Turun Sepekan, Pasar Menimbang Penurunan Suku Bunga dan Permintaan China
Rata-rata analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah turun sekitar 2 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 20 Desember, mencerminkan permintaan yang sehat.
Data resmi dari Badan Informasi Energi AS (EIA) dijadwalkan rilis pada Jumat.
Selanjutnya: Ini Cara Mengatasi WhatsApp Keluar Sendiri dan Meminta Verifikasi Ulang
Menarik Dibaca: Harga Bitcoin Tergelincir 12% Menjauh dari Rekor Puncak, Sinyal Rebound?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News