Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik 2% pada Senin (26/8), setelah laporan gangguan produksi baru di Libya. Menambah kenaikan sebelumnya karena kekhawatiran bahwa konflik yang meningkat di Gaza dapat mengganggu pasokan minyak regional.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$1,64 atau 2,08% menjadi US$80,66 per barel pada 1041 GMT. Sementara harga minyak mentah AS berada di US$76,38 per barel, naik US$1,55, atau 2,07%.
Harga melonjak setelah pemerintah Benghazi yang berbasis di timur Libya mengumumkan penutupan semua ladang minyak pada Senin, menghentikan produksi dan ekspor.
Baca Juga: Harga Minyak Naik 1% Karena Eskalasi Konflik Timur Tengah, Ekspektasi Penurunan Bunga
"Risiko terbesar bagi pasar minyak mungkin adalah penurunan lebih lanjut dalam produksi minyak Libya akibat ketegangan politik di negara itu," kata analis Giovanni Staunovo dari bank Swiss UBS.
Harga minyak membuka minggu ini dengan lebih tinggi setelah Hezbollah menembakkan ratusan roket dan drone ke Israel pada hari Minggu (25/8).
Sementara, militer Israel mengatakan telah menyerang Lebanon dengan sekitar 100 jet untuk menggagalkan serangan yang lebih besar, dalam salah satu bentrokan terbesar dalam lebih dari 10 bulan perang perbatasan.
Bentrokan ini meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di wilayah tersebut.
"Faktor risiko geopolitik kemungkinan akan mempengaruhi pasar minyak secara signifikan," kata Kelvin Wong, analis pasar senior di OANDA di Singapura.
Baca Juga: Genjot Produksi Migas, Menteri ESDM Minta Reaaktivasi Sumur Idle
Kenaikan pada hari Senin ini mengikuti kenaikan lebih dari 2% pada kedua acuan minyak pada hari Jumat setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mendukung dimulainya pemotongan suku bunga.
"Prospek pelonggaran kebijakan moneter meningkatkan sentimen di seluruh kompleks komoditas," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
Investor tetap berhati-hati terhadap tindakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, atau OPEC+, yang berencana meningkatkan produksi akhir tahun ini, kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News