Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia naik pada Selasa (12/8/2025) setelah Amerika Serikat dan China sepakat memperpanjang jeda kenaikan tarif.
Meredakan kekhawatiran bahwa eskalasi perang dagang akan mengganggu ekonomi kedua negara sekaligus menekan permintaan bahan bakar di dua konsumen minyak terbesar dunia.
Baca Juga: Gencatan Dagang AS-China Dongkrak Bursa Asia Selasa (12/8) Pagi, Fokus Beralih ke RBA
Melansir Reuters, kontrak berjangka Brent menguat 26 sen atau 0,39% menjadi US$66,89 per barel pada pukul 00.15 GMT.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 22 sen atau 0,34% ke posisi US$64,18 per barel.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan perpanjangan gencatan tarif dengan China selama 90 hari.
Keputusan ini mencegah penerapan bea masuk tiga digit terhadap barang-barang asal China, yang bertepatan dengan persiapan musim belanja akhir tahun bagi ritel AS.
Langkah tersebut memicu optimisme bahwa kesepakatan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia dapat tercapai, sekaligus menghindarkan potensi embargo dagang yang bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi global, menurunkan permintaan energi, dan menekan harga minyak.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Ditutup Stabil Senin (11/8), Brent ke US$66,63 & WTI ke US$63,96
Pasar juga menantikan pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus di Alaska untuk membahas kemungkinan mengakhiri perang di Ukraina.
Pertemuan itu digelar di tengah meningkatnya tekanan AS terhadap Rusia, termasuk ancaman sanksi lebih keras terhadap pembeli minyak Rusia seperti China dan India jika kesepakatan damai tidak tercapai yang berpotensi mengganggu arus perdagangan minyak global.
“Setiap kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina akan menghilangkan risiko gangguan pasokan minyak Rusia yang selama ini membayangi pasar,” tulis Daniel Hynes, Senior Commodity Strategist ANZ, dalam catatannya.
Trump sebelumnya menetapkan tenggat hingga Jumat pekan lalu bagi Rusia untuk menerima kesepakatan damai atau pembelinya akan menghadapi sanksi sekunder.
AS juga menekan India dan China untuk mengurangi pembelian minyak Rusia, dengan ancaman tarif tambahan bagi Beijing.
Baca Juga: Trump Perpanjang Gencatan Dagang dengan China 90 Hari, Hindari Lonjakan Tarif Impor
Risiko pemberlakuan sanksi tersebut kini mereda menjelang pertemuan Trump-Putin.
Selain itu, investor turut menantikan rilis data inflasi AS pada hari ini yang dapat memberikan sinyal arah kebijakan suku bunga The Fed.
Setiap indikasi bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat berpotensi memberi dukungan tambahan bagi harga minyak.
Selanjutnya: Harga Emas Antam Logam Mulia Hari Ini Selasa (12/8) Turun Rp 21.000 Per Gram
Menarik Dibaca: Ide Menu Diet Selama Seminggu Yang Sehat dan Anti Lapar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News