kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   9.000   0,46%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Harga Minyak Dunia Ditutup Naik 7% Jumat (13/6), Brent US$74,23 dan WTI ke US$72,98


Sabtu, 14 Juni 2025 / 05:52 WIB
Harga Minyak Dunia Ditutup Naik 7% Jumat (13/6), Brent US$74,23 dan WTI ke US$72,98
ILUSTRASI. Harga minyak melonjak tajam pada Jumat (13/6), mencatat kenaikan harian terbesar sejak 2022, setelah Israel dan Iran saling melancarkan serangan udara. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak melonjak tajam pada Jumat (13/6), mencatat kenaikan harian terbesar sejak 2022, setelah Israel dan Iran saling melancarkan serangan udara.

Ketegangan ini meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap potensi terganggunya pasokan minyak global dari kawasan Timur Tengah.

Melansir Reuters, harga minyak Brent ditutup naik 7,02% ke level US$74,23 per barel, setelah sempat terbang lebih dari 13% ke intraday high US$78,50, tertinggi sejak 27 Januari.

Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 7,62% ke US$72,98 per barel, sempat menyentuh US$77,62, tertinggi sejak 21 Januari.

Kedua benchmark mencatat lonjakan intraday terbesar sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, yang juga kala itu memicu gejolak di pasar energi global.

Baca Juga: Harga Emas Dunia Tembus US$3.428 Jumat (13/6), Terdorong Ketegangan Israel-Iran

Potensi Gangguan Jalur Strategis

Israel mengklaim telah menghantam fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan posisi militer Iran dalam operasi yang diklaim bertujuan mencegah pengembangan senjata nuklir oleh Teheran.

Iran bersumpah akan membalas secara keras. Sesaat setelah penutupan perdagangan, laporan media menyebutkan rudal Iran menghantam sejumlah gedung di Tel Aviv, dan ledakan terdengar di Israel selatan.

Ketegangan ini menambah kekhawatiran pasar akan disrupsi pasokan dari Selat Hormuz, jalur vital yang dilalui sekitar 20% konsumsi minyak dunia atau sekitar 18–19 juta barel per hari.

Baca Juga: Harga Minyak Melonjak Lebih dari 7%, Tersulut Serangan Israel Terhadap Iran

Negara-negara seperti Arab Saudi, Iran, Irak, dan Kuwait sangat bergantung pada selat ini untuk mengekspor minyak mereka.

“Tindakan Israel sejauh ini belum menyasar infrastruktur energi Iran, termasuk Pulau Kharg yang menjadi titik ekspor 90% minyak Iran,” ujar Ben Hoff, Kepala Riset Komoditas di Societe Generale.

“Namun, eskalasi bisa saja berujung pada logika ‘energy-for-energy’, yakni pembalasan terhadap infrastruktur energi lawan.”

Iran, anggota OPEC, memproduksi sekitar 3,3 juta barel per hari dan mengekspor lebih dari 2 juta bph minyak dan bahan bakar.

Meski pasokan cadangan OPEC+ cukup besar untuk mengimbangi potensi gangguan, pasar tetap waspada terhadap risiko disrupsi yang cepat dan tidak terduga.

Baca Juga: Harga Saham Emiten Migas Melesat Imbas Lonjakan Harga Minyak, Simak Rekomendasinya

Risiko Ekonomi Bagi Iran Sendiri

Analis JP Morgan menilai Iran bisa menghadapi dampak ekonomi besar jika memblokir Selat Hormuz, mengingat ekspor minyaknya sepenuhnya bergantung pada pengiriman laut.

Selain itu, langkah semacam itu dapat merusak hubungan dagang dengan China, satu-satunya pelanggan besar minyak Iran saat ini.

Sementara itu, pasar keuangan global terguncang. Indeks saham anjlok, dan investor beralih ke aset safe haven seperti emas, dolar AS, dan franc Swiss.

Selanjutnya: Harga Pertamax Turun, Bandingkan Harga BBM RON 92 di Shell, BP & Vivo, Sabtu (14/6)

Menarik Dibaca: Perempuan Tetap Bisa Lakukan 4 Olahraga Ini meski Lagi Datang Bulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×