Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak diperkirakan akan turun sekitar 10% pada akhir tahun 2023. Ini jadi penurunan tahunan pertama dalam dua tahun, setelah kekhawatiran geopolitik, pengurangan produksi, dan langkah-langkah global untuk mengendalikan inflasi memicu fluktuasi harga yang liar.
Jumat (29/12) pukul 09.15 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2024 naik 18 sen atau 0,2% ke US$ 77,33 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2024 naik 11 sen ke US$ 71,88 per barel.
Hari ini menjadi hari terakhir perdagangan.
Pada level ini, kedua harga acuan tersebut berada di jalur yang tepat untuk ditutup pada level terendah untuk akhir tahun sejak tahun 2020.
Baca Juga: Harga Minyak Stabil Seiring Berkurangnya Gangguan Transportasi di Laut Merah
Harga minyak juga berada di jalur penurunan untuk bulan ketiga berturut-turut karena kekhawatiran terhadap permintaan yang lebih besar dibandingkan risiko terhadap pasokan akibat konflik Timur Tengah, dan karena pengurangan produksi terbukti tidak cukup untuk menopang harga, dengan penurunan harga minyak acuan hampir 20% dari level tertingginya di tahun ini.
Harga telah melonjak ke level tertinggi tahun ini pada bulan September setelah OPEC dan sekutunya sepakat untuk memangkas produksi, sehingga memicu kekhawatiran bahwa permintaan berpotensi lebih tinggi daripada pasokan.
Pada hari Jumat, harga minyak stabil setelah turun 3% pada hari sebelumnya karena semakin banyak perusahaan pelayaran bersiap untuk transit di rute Laut Merah.
Di mana, perusahaan besar telah berhenti menggunakan rute Laut Merah setelah kelompok militan Houthi di Yaman mulai menargetkan kapal-kapal.
Langkah-langkah pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia untuk menahan inflasi yang tinggi juga membatasi harga minyak dan dengan cepat mengimbangi lonjakan harga.
Namun, perkiraan penurunan suku bunga di wilayah-wilayah konsumen utama pada tahun 2024 dan melemahnya dolar terlihat meningkatkan permintaan minyak, kata para investor dan analis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News