Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SYDNEY. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam tiga pekan terakhir pada hari ini (22/7). Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 13.04 waktu Sydney, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran September berada di posisi US$ 102,85 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sedangkan harga kontrak minyak untuk pengantaran Agustus yang habis masa berlakunya hari ini ditutup di posisi US$ 104,59 per barel. Ini merupakan level tertinggi sejak 1 Juli lalu.
Pergerakan harga minyak hari ini dipengaruhi oleh spekulasi data cadangan minyak yang menunjukkan adanya peningkatan permintaan bensin di AS. Hasil survei Bloomberg menunjukkan, cadangan minyak AS kemungkinan akan turun sebanyak 2,8 juta barel pada pekan lalu. Data mengenai cadangan minyak akan dirilis oleh Energy Information Administration besok (23/7).
"Saat ini musim berkendara dan data yang ada menunjukkan adanya kemungkinan penurunan cadangan minyak. Meski demikian, ada suplai minyak yang cukup untuk menutupi itu semua," jelas David Lennox, resource analyst Fat Prophets di Sydney. Dia menambahkan, sentimen suplai tersebut kemungkinan akan menahan laju harga minyak menuju US$ 110.
"Ada juga potensi bahwa Rusia akan mendapat tambahan sanksi dan itu artinya bisa termasuk sanksi dalam hal energi," paparnya.
Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran September turun 8 sen menjadi US$ 107,6 per barel di ICE Futures Europe Exchange, London.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
