kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Logam Industri Tertekan Dipicu Kekhawatiran Resesi Ekonomi AS


Senin, 27 Juni 2022 / 12:07 WIB
Harga Logam Industri Tertekan Dipicu Kekhawatiran Resesi Ekonomi AS
ILUSTRASI. Fasilitas produksi PT Tembaga Mulia Semanan Tbk. Harga Logam Industri Tertekan Dipicu Kekhawatiran Resesi Ekonomi AS.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Komoditas logam industri diprediksi cenderung melemah, dipicu oleh kekhawatiran resesi global atas kenaikan suku bunga agresif oleh The Fed. 

Mengutip Bloomberg, harga tembaga LME turun 0,33% ke level US$ 8.381 per metrik ton. Untuk harga timah juga turun 8,88% ke level US$ 24.590 per metrik ton. Sementara Harga aluminium juga turun 0,87% ke level US$ 2.456 per metrik ton.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, penurunan harga logam industri disebabkan oleh penurunan permintaan dan melemahnya sektor properti.

"Kekhawatiran resesi global oleh kenaikan suku bunga agresif dari bank sentral utama dunia telah memicu turunnya permintaan pada logam industri dan lemahnya sektor properti di China juga turut menurunkan outlook permintaan," ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (27/6). 

Lukman juga memperkirakan suku bunga yang tinggi dan kekuatiran pasar terhadap resesi akan terus menekan harga logam industri ke depannya.

Baca Juga: Harga Pangan Melambung, Pemerintah Perlu Libatkan Pedagang Pasar Cari Solusi

Sehingga beberapa harga logam industri seperti baja berpotensi turun hingga US$ 600 dalam waktu dekat dan US$ 500 - US$ 550 diakhir tahun. Sementara harga Timah jangak pendek US$ 24.000 per ton, akhir tahun US$ 22.000 per ton.

Sedangkan harga Tembaga dalam waktu dekat sekitar US$ 3,60 per pound, akhir tahun US$ 3,30 per pound dan harga Alumunium berpotensi ke level US$ 2.350 dan US$ 2.250.

Lukman mengatakan kekhawatiran resesi menjadi penyebab faktor utama penurunan harga logam industri, contohnya seperti permintaan baja diperkirakan akan datar tahun ini. 

Permintaan baha diproyeksikan hanya akan meningkat 2% pada tahun depan, dimana konsumsi baja bulan Mei di China turun 14% dibandingkan tahun lalu. 

Sehingga menyebabkan logam industri akan terkoreksi atas kekhawatiran pasar terhadap resesi ekonomi, selain itu perang di Ukraina dengan Rusia juga turut mengganggu persediaan logam industri.

Baca Juga: Harga Emas Naik, Didukung Rencana Pelarangan Impor Emas dari Rusia oleh Negara G7

"Masalah geopolitik antara Rusia dan Ukraina menyebabkan masalah supply chain sehingga masih akan menekan harga logam industri," ucap Lukman. 

Lukman mengatakan untuk saat ini belum ada data atau sentimen yang dapat mendukung harga logam industri untuk naik. 

"Yang mendukung harga logam industri hampir boleh dibilang tidak ada, kecuali apabila inflasi dengan cepat mereda sehingga kekuatiran resesi dan ekpektasi suku bunga bisa menurun," tutup Lukman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×