Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Sebagian besar harga logam dasar di Shanghai mengalami penurunan pada Senin (11/11). Paket stimulus terbaru dari China, konsumen logam terbesar di dunia, tidak memenuhi ekspektasi pasar.
Melansir Reuters, kontrak tembaga Desember yang paling aktif di Bursa Berjangka Shanghai (SHFE) ditutup turun 0,9% menjadi 76.560 yuan (US$10.653,16) per ton.
Sementara tembaga tiga bulan di Bursa Logam London (LME) melemah 0,2% menjadi US$9.425 per ton pada pukul 07.50 GMT.
Baca Juga: Bursa Asia Merosot pada Perdagangan Senin (11/11), Bitcoin Perpanjang Rekor
Aluminium SHFE turun 1,3% menjadi 21.390 yuan per ton, nikel turun 1,2% menjadi 128.040 yuan, seng kehilangan 0,9% menjadi 24.975 yuan, timah turun 0,1% menjadi 261.400 yuan, dan timbal naik tipis 0,4% menjadi 16.945 yuan.
“Harga tembaga mungkin akan tetap stabil kecuali pembuat kebijakan China mengambil langkah lebih lanjut untuk mendorong ekonomi,” kata Kelvin Wong, Senior Market Analyst OANDA untuk kawasan Asia Pasifik.
Badan legislatif tertinggi China pada Jumat menyetujui paket senilai $1,4 triliun untuk meringankan beban "utang tersembunyi" pemerintah daerah, bukan menyuntikkan dana langsung ke ekonomi terbesar kedua di dunia ini, seperti yang diharapkan beberapa investor.
Baca Juga: Trump Menang Pilpres AS, Komoditas Apa Yang Diuntungkan?
Data menunjukkan harga konsumen di China naik dengan laju paling lambat dalam empat bulan pada Oktober, sementara deflasi harga produsen semakin dalam.
Investor akan memantau data ekonomi utama dari China minggu ini untuk menilai permintaan, ujar Daniel Hynes, Senior Commodity Strategist di ANZ.
Di tempat lain, dolar AS sedikit menguat, membuat harga logam yang dihargai dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Sementara itu, investor khawatir bahwa kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih akan meningkatkan ketegangan perdagangan dengan China karena presiden terpilih ini telah mengancam akan memberlakukan tarif lebih dari 60% pada semua barang dari China.
Baca Juga: Harga Tembaga Turun Jumat (8/11), Dipicu Kekecewaan pada Dukungan Fiskal China
“Tarif perdagangan Trump tentu akan berdampak negatif bagi tembaga. Namun, seperti pada 2016, jika ia berencana memperbaiki infrastruktur AS, hal ini bisa meningkatkan permintaan tembaga,” tambah Wong.
Stok tembaga di gudang yang diawasi oleh SHFE turun 8,8% sejak 1 November, menurut laporan bursa pada Jumat, yang menunjukkan tanda peningkatan permintaan.
Di tempat lain, harga aluminium LME turun 0,8% menjadi US$2.600 per ton, seng turun 0,1% menjadi US$2.976, nikel turun 1,5% menjadi US$16.160, timbal naik 0,1% menjadi US$2.026,5, dan timah naik 0,7% menjadi US$31.875.
Selanjutnya: R&I Isyaratkan Indonesia Berpeluang Raih Peringkat Utang Menjadi A-
Menarik Dibaca: Hanya 3 Daerah di Bali yang Luput dari Hujan, Pantau Prakiraan Cuaca Besok di Bali!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News