kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.490.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.565   20,00   0,13%
  • IDX 7.560   39,05   0,52%
  • KOMPAS100 1.173   4,74   0,41%
  • LQ45 938   4,49   0,48%
  • ISSI 228   1,12   0,49%
  • IDX30 481   1,52   0,32%
  • IDXHIDIV20 577   -0,47   -0,08%
  • IDX80 134   0,48   0,36%
  • IDXV30 141   -0,93   -0,66%
  • IDXQ30 160   -0,35   -0,22%

Prospek Harga Logam Industri yang Menanti Kejelasan Stimulus Ekonomi China


Senin, 14 Oktober 2024 / 20:14 WIB
Prospek Harga Logam Industri yang Menanti Kejelasan Stimulus Ekonomi China
ILUSTRASI. harga logam industri masih dalam tekanan walau ada rencana stimulus ekonomi China


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek harga logam industri masih menantikan kejelasan stimulus yang diberikan pemerintah China. Dalam sepekan terakhir, harga logam industri masih tertekan.

Berdasarkan data Bloomberg, di pasar LME, pelemahan tertinggi untuk logam industri terjadi pada timah yang melemah 2,04% secara mingguan ke US$ 33.212 per ton per Jumat (11/10).

Disusul, harga tembaga yang turun 1,38% ke US$ 9.791,5 per ton, nikel melemah 1,04% ke US$ 17.864 per ton dan aluminium yang terkoreksi 0,95% ke US$ 2.632,5 per ton.

Pada Sabtu (12/10), pemerintah China mulai meluncurkan paket stimulus fiskal untuk menghidupkan kembali ekonomi yang sedang lesu. Langkah yang diumumkan China, antara lain membuat program pertukaran utang skala besar dengan kuota obligasi berkelanjutan untuk menyelesaikan utang.

Lalu, China akan menggunakan obligasi pemerintah daerah untuk mendukung pasar properti dan rekapitalisasi bank besar milik negara. Kemudian, pemerintah daerah juga diizinkan menggunakan obligasi khusus untuk membeli tanah yang tidak digunakan.

Baca Juga: Lonjakan Bursa Saham China Melambat Senin (14/10), Dampak Stimulus Mereda

Hanya saja, berdasarkan data Trading Economics pada Senin (14/10) pukul 19.41 WIB, harga logam industri juga masih tertekan.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, efek pengumuman stimulus China belum memberikan gambaran terhadap prospek harga logam industri. Sebab, tidak memenuhi harapan karena otoritas gagal menjelaskan secara pasti berapa banyak yang akan dibelanjakan untuk stimulus tambahan.

Sementara itu, data yang dirilis pada Minggu (13/10) menunjukkan bahwa inflasi konsumen di China melambat pada bulan September, sementara deflasi produsen terus berlanjut.

Menurut Sutopo, jika pemerintah China memberikan angka pasti, seperti perkiraan sebesar 2 triliun yuan hingga 3 triliun yuan, logam industri kemungkinan akan naik secara bertahap.

"Karena bagaimanapun tingkat permintaan logam dasar belum pulih sepenuhnya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (14/10).

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menambahkan, stimulus ekonomi pemerintah China akan mendorong naik harga logam industri yang sempat tertekan sepekan kemarin. Hanya saja, untuk kenaikan lebih lanjut dari level saat ini, ia menilai masih membutuhkan stimulus tambahan.

"Tentunya investor juga akan mencermati seberapa agresif pemerintah China ke depan," sebut Lukman.

Baca Juga: Impor Batubara China Capai Rekor Tertinggi di Bulan September

Nah, menilik permasalahan di China, sektor properti yang paling tertekan. Dengan stimulus yang dititikberatkan pada sektor itu, Lukman berpandangan tembaga dan aluminium yang harganya akan terkerek naik dari sentimen stimulus ekonomi China.

Logam industri lainnya yang mungkin akan terdampak, kendati lebih kecil, yakni timah. Selain dari sentimen stimulus ekonomi, harga timah didukung masalah produksi di Myanmar sebagai produsen ketiga terbesar dunia.

"Faktor lain yang mendukung dari siklus pemangkasan suku bunga The Fed dan era peralihan ke energi terbarukan," katanya.

Dus, Lukman memperkirakan, pada akhir tahun 2024, harga tembaga akan di kisaran US$ 10.500 - US$ 11.000 per ton, aluminium diUS$ 2.800 per ton. Lalu harga timah diproyeksi US$ 35.000 per ton, dan nikel di US$ 19.000 - US$ 20.000 per ton.

Sementara Sutopo memproyeksikan, harga aluminium di US$ 2.679,94 per ton, timah US$ 34.194 per ton, dan nikel US$ 17.376 per ton.

Selanjutnya: Sakti Wahyu Trenggono: Saya Diminta Membantu Prabowo di Kabinet

Menarik Dibaca: Clarte Jewellery Gelar Pameran Perhiasan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×