kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga gas alam terkoreksi 15% di Januari 2017


Kamis, 02 Februari 2017 / 18:27 WIB
Harga gas alam terkoreksi 15% di Januari 2017


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga gas alam terkoreksi di sepanjang bulan Januari. Cuaca ekstrim yang mulai menghilang membuat permintaan gas alam berkurang.

Mengutip Bloomberg, Kamis (2/2) pukul 17.33 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Maret 2017 di New York Mercantile Exchange tergerus 0,73% ke level US$ 3,144 per mmbtu dibanding sehari sebelumnya.

Sejak akhir tahun lalu, harga gas alam bergerak dalam tren melemah. Selama bulan Januari, harga sudah terkoreksi hingga 15,3%.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, melemahnya harga gas alam di bulan Januari terjadi lantaran kenaikan yang cukup signifikan sebulan sebelumnya. Pada bulan Desember, gas alam melaju dengan dukungan musim dingin ekstrim di sejumlah wilayah seperti Amerika Serikat (AS), Eropa dan China. Setelah itu, kondisi cuaca berangsur normal sehingga mengurangi permintaan gas alam.

Koreksi pada harga gas alam yang terjadi saat ini menurut Ibrahim tidak akan bertahan lama. Sebab, masih banyak sentimen positif yang mampu mengangkat harga hingga akhir kuartal I-2017.

Di antaranya adalah kebijakan The Fed untuk menahan suku bunga di level 0,75%. "Belum ada sinyal kenaikan suku bunga The Fed sehingga dollar AS masih berpeluang melemah dan mengangkat harga gas alam," kata Ibrahim.

Sentimen lain yang dapat mengangkat harga gas alam adalah naiknya permintaan. Musim dingin masih melanda sejumlah wilayah sehingga terus mendorong permintaan gas alam. Menurut survey Bloomberg pada sejumlah analis, cadangan gas alam AS pekan lalu akan turun 87 miliar kaki kubik.

Kenaikan permintaan gas alam turut didorong oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi global. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada di level 2,7%. "Uni Eropa kemungkinan akan mengurangi pelonggaran kuantitatif sehingga menunjukkan ekonomi yang lebih stabil," lanjut Ibrahim.

Harapan lain datang dari program infrastruktur Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Percepatan pembangunan infrastruktur AS akan diikuti oleh pembangunan properti termasuk rumah. Penambahan angka perumahan di AS berpeluang meningkatkan permintaan gas alam dari sektor rumah tangga.

Terakhir, gas alam pada kuartal pertama tahun ini akan terkena imbas positif dari kenaikan harga minyak dunia setelah OPEC berhasil membatasi produksi. Dengan demikian, Ibrahim menduga, harga gas alam hingga akhir kuartal pertama akan menguat ke kisaran US$ 3,5 - US$ 3,8 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×