kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Cuaca dingin meluas, gas alam mendaki lagi


Rabu, 25 Januari 2017 / 15:23 WIB
Cuaca dingin meluas, gas alam mendaki lagi


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Gas alam melanjutkan penguatan di tengah cuaca dingin yang meluas ke wilayah Tenggara Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, udara dingin diprediksi menyapu kawasan Timur Laut hingga Barat Laut negeri Paman Sam.

Mengutip Bloomberg, Rabu (25/1) pukul 14.35 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Februari 2017 di New York Mercantile Exchange menguat 0,33% ke level US$ 3,290 per mmbtu dibanding sehari sebelumnya. Selasa (24/1) gas alam menguat hingga 1,1%.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memperkirakan suhu di bawah normal akan terlihat di wilayah Tenggara AS mulai tanggal 29 Januari hingga 2 Februari mendatang. Sementara, menurut MDA Weather Services, suhu udara yang lebih dingin akan dirasakan di sebagian besar wilayah utara AS hingga awal Februari. Dari data Accu Weather, suhu udara di Boston pada 2 Februari kemungkinan sebesar 15 derajat Fahrenheit ( minus 9 derajat Celcius), 8 derajat di bawah normal.

Prospek jatuhnya suhu udara setelah cuaca hangat di bulan Januari memicu kekhawatiran pasar. Pasalnya, kenaikan konsumsi gas alam dapat mengikis pasokan di tengah turunnya angka produksi.

"Kami menetapkan posisi pada kemungkinan cuaca di bawah normal pada awal Februari," kata Phill Flynn, Analis Pasar senior pada Price Futures Group di Chicago, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (25/1). "Ketika pasar mulai melakukan aksi jual sebagai antisipasi cuaca hangat, cuaca hangat itu akan segera berakhir," imbuhnya.

Berdasarkan rata-rata survei Bloomberg terhadap enasm analis, pasokan gas alam AS kemungkinan turun 127 miliar kaki kubik pekan lalu. Data resmi pemerintah baru akan dirilis Kamis (26/1). Sedangkan rata - rata penurunan lima tahun sebesar 176 miliar kaki kubik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×