kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

Cuaca dingin meluas, gas alam mendaki lagi


Rabu, 25 Januari 2017 / 15:23 WIB
Cuaca dingin meluas, gas alam mendaki lagi


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Gas alam melanjutkan penguatan di tengah cuaca dingin yang meluas ke wilayah Tenggara Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, udara dingin diprediksi menyapu kawasan Timur Laut hingga Barat Laut negeri Paman Sam.

Mengutip Bloomberg, Rabu (25/1) pukul 14.35 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Februari 2017 di New York Mercantile Exchange menguat 0,33% ke level US$ 3,290 per mmbtu dibanding sehari sebelumnya. Selasa (24/1) gas alam menguat hingga 1,1%.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memperkirakan suhu di bawah normal akan terlihat di wilayah Tenggara AS mulai tanggal 29 Januari hingga 2 Februari mendatang. Sementara, menurut MDA Weather Services, suhu udara yang lebih dingin akan dirasakan di sebagian besar wilayah utara AS hingga awal Februari. Dari data Accu Weather, suhu udara di Boston pada 2 Februari kemungkinan sebesar 15 derajat Fahrenheit ( minus 9 derajat Celcius), 8 derajat di bawah normal.

Prospek jatuhnya suhu udara setelah cuaca hangat di bulan Januari memicu kekhawatiran pasar. Pasalnya, kenaikan konsumsi gas alam dapat mengikis pasokan di tengah turunnya angka produksi.

"Kami menetapkan posisi pada kemungkinan cuaca di bawah normal pada awal Februari," kata Phill Flynn, Analis Pasar senior pada Price Futures Group di Chicago, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (25/1). "Ketika pasar mulai melakukan aksi jual sebagai antisipasi cuaca hangat, cuaca hangat itu akan segera berakhir," imbuhnya.

Berdasarkan rata-rata survei Bloomberg terhadap enasm analis, pasokan gas alam AS kemungkinan turun 127 miliar kaki kubik pekan lalu. Data resmi pemerintah baru akan dirilis Kamis (26/1). Sedangkan rata - rata penurunan lima tahun sebesar 176 miliar kaki kubik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×