Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dugaan penurunan stok akibat suhu udara yang masih dingin di mayoritas negara bagian AS jadi pendorong kenaikan harga gas alam.
Mengutip Bloomberg, Kamis (2/2) pukul 13.28 WIB harga gas alam kontrak pengiriman Maret 2017 di New York Mercantile Exchange terangkat 0,60% ke level US$ 3,18 per mmbtu dibanding hari sebelumnya.
Bloomberg Survey memperkirakan stok gas alam AS tergelincir 83 juta kaki kubik sepanjang pekan lalu. Jika benar hal ini terjadi, maka stok sudah 166 juta kaki kubik di bawah rata-rata lima tahunan AS.
Dari laporan EIA, total stok gas alam AS hingga 20 Januari 2017 mencapai 2,798 triliun kaki kubik.
Hanya saja, kenaikan harga gas alam dinilai kian terbatas mengingat akan segera berakhirnya musim dingin. Dengan mulai hangatnya suhu udara di AS akan membuat stok berpotensi kembali meningkat dan tentunya bisa menekan pergerakan harga ke depannya.
Kendati demikian, saat ini memang terjadi tarik menarik katalis di fundamental gas alam. Pertama, ekspor yang terus meningkat berjalan seiringan dengan produksi yang melambat. Namun di sisi lain, kekhawatiran berakhirnya musim dingin akan terus membayangi pergerakan harga.
“Perkiraan cuaca sudah mulai memberikan tekanan bearish pada harga. Setidaknya, beban harga gas alam masih akan tinggi dalam beberapa minggu ke depan,” duga Andrew Weissman, CEO EBW AnalyticsGroup seperti dikutip dari Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News