kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga gas alam mulai memanas lagi


Selasa, 24 Maret 2020 / 22:47 WIB
Harga gas alam mulai memanas lagi
ILUSTRASI. Selasa (24/3) pukul 19.00 WIB, harga gas alam menguat 2,25% ke level US$ 1,64 per mmbtu.


Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah tertahan selama sejak Jumat (20/3) pekan lalu, harga gas alam mulai bergerak naik. Berdasar Bloomberg per Selasa (24/3) pukul 19.00 WIB, harga gas alam berada di level US$ 1,64 per mmbtu. Angka itu membuat posisi gas alam naik sebesar 2,25% dibanding hari sebelumnya.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan kenaikan harga gas alam saat ini dipengaruhi oleh adanya spekulasi beli. Harga gas alam telah menyentuh level terendahnya sehingga gas alam mengalami rebound.

Harga gas alam sempat bertahan di level US$ 1,60 per mmbtu sejak menurun pada Kamis (19/3) hingga kemarin. Direktur Utama PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan tertahannya harga gas alam saat ini disebabkan pelaku pasar cenderung menunggu dan melihat akan terjadinya aksi panic-selling.

Baca Juga: Wall Street melompat lebih dari 5% mendekati kesepakatan stimulus US$ 2 triliun

Selain itu, gas alam juga menunggu pulihnya perekonomian China pasca selesainya virus corona. Kondisi di China yang telah berangsur membaik sehingga kemungkinan harga gas alam untuk terkerek juga dapat terjadi.

Wahyu bilang masalah kelebihan pasokan dan berkurangnya permintaan menjadi sebab harga gas alam akan sulit naik. Apalagi dengan adanya virus corona yang menyebar hampir di seluruh dunia membuat gas alam cenderung negatif. “Dari sisi produksi, gas alam mengalami harga yang cenderung negatif,” kata Wahyu.

Dilansir Reuters, pandemi virus korona telah menyebar ke 194 negara dan telah menginfeksi kurang lebih 395.000 orang di seluruh dunia serta telah merenggut 17.200 nyawa manusia.

Baca Juga: Harga minyak brent melonjak lebih dari 5%, masih turun 55% sejak awal tahun

Seiring dengan persebaran virus corona yang terus meningkat membuat sejumlah negara melakukan lockdown wilayahnya. Ibrahim bilang adanya lockdown dapat membantu harga gas alam sedikit terdorong dalam jangka panjang.

Sebab, dengan berlakunya lockdown akan mempengaruhi berkurangnya pasokan harga gas alam. Kendati, permintaan di masa mendatang justru akan meningkat. “Secara jangka panjang akan berpengaruh positif terhadap harga gas alam,” kata Ibrahim.

Ibrahim mengatakan tren menurun harga gas alam berpotensi terus terjadi hingga semester I atau pertengahan tahun. Pergerakan gas alam bergantung pada penyelesaian virus korona. Seandainya masih berlangsung hingga pertengahan tahun akan berimbas pada menurunnya permintaan.

Baca Juga: IMF proyeksi resesi ekonomi global pada 2020

Sementara, Wahyu menilai harga gas alam untuk kembali ke level terbaiknya masih panjang. Wahyu memprediksi pertengahan 2021 menjadi waktu yang ideal untuk gas alam kembali seimbang.

Wahyu menghitung harga gas alam di semester I akan bergerak di rentang US$ 1,50 per mmbtu–US$ 2,30 per mmbtu. Sedang, Ibrahim menghitung harga gas alam di semester I akan bergerak di rentang US$ 1,90 per mmbtu–US$ 1,70 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×