kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak brent melonjak lebih dari 5%, masih turun 55% sejak awal tahun


Selasa, 24 Maret 2020 / 16:56 WIB
Harga minyak brent melonjak lebih dari 5%, masih turun 55% sejak awal tahun
ILUSTRASI. Selasa (24/3) pukul 16.33 WIB, harga minyak brent untuk pengiriman Mei 2020 berada di US$ 28,50 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terus menanjak meski belum mampu menembus lagi level US$ 30 per barel. Selasa (24/3) pukul 16.33 WIB, harga minyak brent untuk pengiriman Mei 2020 di ICE Futures berada di US$ 28,50 per barel, melonjak 5,44% daripada harga penutupan perdagangan kemarin.

Harga minyak ini mencapai level terendah US$ 24,88 per barel pada Rabu (18/3) pekan lalu. Tapi harga minyak sudah turun 55,94% sejak awal tahun. Informasi saja, harga minyak brent masih berada di US$ 65,68 per barel di akhir 2019.

Sedangkan harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 24,82 per barel. Harga minyak ini naik 6,25% dalam sehari.

Baca Juga: Gubernur BI sebut Sri Mulyani tengah dalam proses pengajuan APBNP ke DPR

Harga minyak WTI kontrak Mei ini menyentuh level terendah US$ 20,83 per barel pada Rabu pekan lalu dan sudah turun 58,61% sejak awal tahun.

Lonjakan harga komoditas energi ini terutama disebabkan oleh langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve yang berniat menyokong ekonomi dan harapan investor bahwa pemerintah AS segera mencapai kesepakatan paket bantuan virus corona total US$ 2 triliun.

"Harga minyak merambat naik, terutama ditopang oleh dolar AS yang melemah akibat sokongan The Fed," kata Edward Moya, senior market analyts OANDA kepada Reuters.

Baca Juga: Operator Masih Menahan Kenaikan Harga BBM

Stimulus The Fed yang belum pernah dilakukan sebelumnya ini meredakan penguatan dolar AS yang merupakan safe haven. Dolar yang melemah cenderung mengangkat harga minyak dan komoditas dalam mata uang ini.

Sementara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memerintahkan warga Inggris untuk tetap di rumah untuk menahan penyebaran virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×